12 Ribu Anak Ayam Terpanggang, Kandang di Jumantono Ludes Dilalap Api
12 Ribu Anak Ayam Terpanggang, Kandang di Jumantono Ludes Dilalap Api (JatengNOW | Hariankota/dok)
KARANGANYAR, JATENGNOW.COM – Kebakaran hebat melanda sebuah kandang ayam di Dusun Klengkingan, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Minggu (23/11/2025) siang. Sebanyak 12 ribu ekor anak ayam berusia tujuh hari tidak terselamatkan setelah api melalap seluruh bangunan kandang berukuran 10 x 70 meter tersebut.
Dilansir dari Hariankota,com jejaring JatengNOW, kebakaran terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Api yang muncul secara tiba-tiba dengan cepat menjalar dan menghabiskan seluruh isi kandang. Pemilik kandang, Lardi (40), harus menelan pil pahit karena ribuan ayam yang baru memasuki masa pembesaran hangus terbakar. Sejumlah peralatan peternakan seperti pakan ayam, blower, mesin diesel, serta perlengkapan penghangat juga ikut musnah.
Kerusakan bertambah parah karena sebuah mobil Suzuki Carry AD 8874 KP, 12 blower, satu unit traktor, dan perangkat sound system yang berada di sekitar lokasi tidak sempat dievakuasi sehingga ikut terbakar.
Saksi mata, Tri Haryanto (42), menyampaikan bahwa kebakaran berawal dari suara letupan di bagian pemanas kandang. Tak lama kemudian, asap tebal muncul dan api langsung membesar. Warga sekitar yang berupaya memadamkan api dengan alat seadanya tidak mampu menahan kobaran yang sudah terlanjur besar, sehingga kejadian segera dilaporkan kepada pemilik dan petugas terkait.
Tak berselang lama, tim pemadam kebakaran Karanganyar tiba di lokasi. Mereka bersama BPBD, TNI–Polri, relawan, dan warga berusaha mencegah api agar tidak merembet ke bangunan lain. Proses pemadaman berlangsung cukup sulit karena banyaknya material mudah terbakar di dalam kandang.
Setelah api berhasil dijinakkan, petugas melakukan pendinginan menyeluruh untuk memastikan tidak ada titik api yang dapat memicu kebakaran susulan. BPBD Karanganyar kemudian melakukan pendataan kerugian dan memberikan imbauan keselamatan kepada warga. Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang. (jn02)
Penulis
