6.084 Ibu Hamil dan Balita Gizi Kurang di Banjarnegara Jadi Target PMT Lokal

0

6.084 Ibu Hamil dan Balita Gizi Kurang di Banjarnegara Jadi Target PMT Lokal (JatengNOW/Dok)

BANJARNEGARA, JATENGNOW.COM – Sebanyak 6.084 ibu hamil dan balita di Kabupaten Banjarnegara menjadi target program pemberian makanan tambahan (PMT) lokal. Mereka termasuk dalam kelompok prioritas penurunan prevalensi stunting karena berstatus kurang energi kronis (KEK) atau mengalami kekurangan gizi.

Penjabat (Pj) Bupati Banjarnegara, Muhammad Masrofi, menjelaskan bahwa program PMT lokal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai target prevalensi stunting di Banjarnegara sebesar 14 persen pada tahun 2024.

“Anggaran untuk program PMT Lokal ini sebesar Rp12 miliar, yang berasal dari DAK Non Fisik Kementerian Kesehatan dan Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah,” jelas Masrofi dalam acara Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Kabupaten Banjarnegara Tahun 2024, di Desa Situwangi, Banjarnegara, Rabu (19/6/2024).

Lebih lanjut, Masrofi menjelaskan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di Banjarnegara sebesar 23,3 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 22,2 persen pada tahun 2022, dan 19,9 persen pada tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia.

Untuk mencapai target penurunan stunting yang lebih signifikan, Masrofi mengatakan bahwa selain PMT, pihaknya juga melakukan deteksi dini masalah kesehatan pada ibu hamil, balita, dan calon pengantin melalui posyandu.

“Saat ini, sebagian besar posyandu telah dilengkapi dengan alat antropometri terstandar dan ditunjang dengan kader yang kompeten,” kata Masrofi.

Selain itu, Masrofi menambahkan bahwa gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting dilakukan dengan kolaborasi lintas sektor dan lintas program di tingkat kabupaten, puskesmas, hingga desa.

“Intervensi ini dilakukan serentak dan sesuai standar yang berlaku, agar dapat menyisir seluruh sasaran dan menghasilkan data yang akurat,” tambahnya.

Kepala Desa Situwangi, Sutrino, mengungkapkan bahwa berdasarkan data dari posyandu desanya, terdapat 41 balita menderita stunting atau setara dengan 10 persen dari total 462 balita di Desa Situwangi.

Menurut Sutrino, faktor penyebab stunting di desanya antara lain kurang gizi, nikah muda, faktor ekonomi, dan faktor genetika.

“Kami terus berupaya mengurangi angka stunting dengan pemberian PMT pada anak-anak setiap bulan sekali,” kata Sutrino.

“Kami juga mengedukasi masyarakat dan kader posyandu agar stunting tidak ada lagi di desa kami,” tambahnya. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *