Jelang Pilkada 2024, Pakar Hukum Denny Indrayana Beri Kritik Tajam: Pemilu Indonesia Ibarat Kanker Stadium 4

0
WhatsApp-Image-2024-05-24-at-20.23.06_38adabcb

Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D., pakar hukum tata negara saat ditemui awak media usai acara High Tea and Talk show Road to Kongres VI KAI 2024 di The Sunan Hotel Solo (24/5/2024) (JatengNOW/Kevin Rama)

SOLO, JATENGNOW.COM – Dalam menghadapi Pilkada 2024, Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D., pakar hukum tata negara dan Presidium DPP KAI, mengemukakan pandangannya tentang tantangan hukum yang mungkin terjadi, termasuk potensi praktik politik uang dan kelemahan hukum yang masih ada.

“Antara pileg, pilpres, dan dampaknya pada Pilkada itu pasti akan ada imbasnya. Meski putusan MK menyatakan secara formal tidak ada isu itu, saya melihat bahwa praktik pemilu kita sangat koruptif,” ungkap Denny saat ditemui awak media usai acara High Tea and Talk show Road to Kongres VI KAI 2024 di The Sunan Hotel Solo (24/5/2024).

Menurutnya, potret praktik politik di Indonesia menunjukkan adanya dinasti politik dan hubungan erat antara pengusaha dan penguasa yang semakin kuat.

“Pemilu kita bukan lagi pesta rakyat, tapi pesta oligarki yang membangun pengaruh bisnis lewat lembaga-lembaga negara,” tambahnya.

Denny juga menyoroti bahwa tanpa perubahan radikal, legitimasi pemilu hanya akan menguatkan praktik korupsi. Menurutnya, perubahan harus dimulai dari kesadaran pemilih untuk tidak menjual suaranya.

“Kalau kita mau dibeli suaranya, ya kita akan dapat orang-orang koruptor yang akan mengembalikan uangnya dengan cara korupsi,” tegasnya.

Saat ditanya mengenai pesimismenya terhadap perubahan, Denny menjelaskan bahwa masalah ini sudah sangat mendalam.

“Ini ibarat kanker stadium 4 yang sudah mau meninggal. Tanpa langkah-langkah seperti operasi, tidak ada harapan,” katanya.

Denny menekankan pentingnya perbaikan sistem dan undang-undang pemilu untuk memastikan suara rakyat tidak disalahgunakan.

“Kita harus sadar bahwa suara kita adalah titipan kepada kepala daerah, presiden, dan parlemen. Memilih dengan tepat adalah kunci untuk menghadirkan pemimpin yang benar-benar memikirkan kepentingan publik,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *