Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Alternativa Film Awards 2024, Shortlist dan Juri Diumumkan

0

Yogyakarta Jadi Tuan Rumah Alternativa Film Awards 2024, Shortlist dan Juri Diumumkan (JatengNOW/Dok)

YOGYAKARTA, JATENGNOW.COM – Alternativa Film Awards & Festival 2024 (AFAF 2024) kembali hadir dengan gebrakan melalui acara Media Day kedua di Yogyakarta. Di acara ini, AFAF 2024 secara resmi mengumumkan daftar Shortlist (nominasi film) dan memperkenalkan anggota Juri yang akan menilai film-film dari berbagai belahan Asia. Selain itu, turut dibahas juga rencana pemutaran film dalam festival, diskusi sosial bertema Impact Discussion, dan kolaborasi menarik dengan perusahaan produksi Meksiko, La Corriente del Golfo.

Beberapa sosok penting yang hadir dalam acara ini antara lain Andjelka Jankovic, Kepala Pemasaran dan Komunikasi di Alternativa Film Project; Wahyu Ramadhan, Manajer Komunikasi InDrive Indonesia; Garin Nugroho, sutradara kawakan dan Chief of Program GIK UGM; serta Alia Damaihati dari Panitia Seleksi AFAF 2024.

Dalam sambutannya, Andjelka Jankovic menekankan misi utama AFAF 2024 yang berfokus pada menyoroti sinema independen. “Kami ingin merayakan keberanian dan independensi suara-suara baru di dunia perfilman. Tahun ini, kami berhasil mengkurasi sederet film luar biasa yang akan menyajikan perspektif segar bagi penonton maupun pembuat film itu sendiri,” ujar Andjelka. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya keberadaan para Juri dalam menciptakan dampak lebih besar melalui sinema.

Dalam AFAF 2024, sebanyak 25 film berhasil masuk dalam daftar Shortlist, dengan rincian 13 film panjang dan 12 film pendek. Film-film ini dibuat oleh sineas dari 15 negara Asia yang menyajikan beragam cerita inovatif. Indonesia, sebagai tuan rumah, menempatkan lima film dalam Shortlist, di antaranya film misteri Tale of the Land karya Loeloe Hendra Komara dan drama politik Women of the Rote Island garapan Jeremias Nyangoen. Tiga film pendek yang turut bersaing adalah Accidentally Intentional karya Kevin Rahardjo, Maybe Sunday dari Praditha Blifa, dan Samu the Terrible and His Sin karya Dhiwangkara Seta.

Yang menarik, sekitar setengah dari film yang masuk daftar Shortlist disutradarai oleh perempuan, menandakan dukungan besar AFAF terhadap kesetaraan gender di dunia perfilman.

“Keragaman suara dan perspektif dalam daftar kali ini sangat menginspirasi. Banyak pembuat film muda yang mengangkat isu sosial dengan cara unik dan autentik,” kata Alia Damaihati.

Isu-isu seperti identitas, ketidaksetaraan gender, kekerasan, hak-hak anak, serta kehidupan dengan disabilitas menjadi fokus dalam banyak film yang terpilih.

Pemenang AFAF 2024 akan ditentukan oleh panel Juri internasional yang terdiri dari tujuh tokoh perfilman global. Di antaranya adalah Anand Gandhi, sutradara asal India yang membawa perubahan dalam sinema India modern; Kamila Andini, sutradara Indonesia dengan fokus pada isu kesetaraan gender dan lingkungan; Steffi Niederzoll, seniman asal Jerman yang mengangkat isu-isu sosial-politik; Carol Misorelli dari Brasil, pendiri Taturana Institute yang mendorong dampak sosial melalui sinema; serta aktris Indonesia Asmara Abigail. Juri lainnya adalah Katerina Suvorova dari Kazakhstan dan Amir Masoud Soheili dari Iran, yang terkenal dengan karya mereka di zona konflik.

Festival AFAF 2024 akan berlangsung pada 22 hingga 28 November di Yogyakarta, di mana film-film dari daftar Shortlist akan diputar untuk publik. Pemutaran film ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan diskusi sosial bertajuk Impact Discussion yang akan melibatkan penonton untuk berdialog tentang tema-tema penting dalam film. Pendaftaran daring untuk pemutaran film akan dibuka pada 14 November mendatang.

Garin Nugroho menekankan pentingnya diskusi dalam festival ini. “Kolaborasi GIK UGM dengan Alternativa Film Project menciptakan ruang dialog yang sangat dibutuhkan oleh publik. Ini lebih dari sekadar menonton film, tetapi juga tempat untuk memahami dampak sosial yang dihadirkan oleh karya-karya ini,” ujar Garin.

Menjelang Award Ceremony yang berlangsung pada akhir November, AFAF 2024 juga akan mengadakan Industry Days dari 27–29 November. Program ini menghadirkan para pelaku industri film dari berbagai negara untuk bertemu dan berbagi wawasan tentang sinema independen, terutama di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini, AFAF 2024 bekerja sama dengan La Corriente del Golfo, perusahaan produksi yang didirikan oleh aktor Meksiko Diego Luna dan Gael García Bernal. Mereka akan menayangkan film dokumenter State of Silence dan berbagi strategi kampanye dampak mereka selama acara tersebut.

Wahyu Ramadhan dari InDrive Indonesia menyampaikan harapannya melalui festival ini, “Kami sangat mendukung komunitas kreatif di Asia Tenggara. Inisiatif ini diharapkan bisa membuka peluang baru bagi para sineas, baik di kancah lokal maupun global.”

AFAF 2024 didukung oleh berbagai mitra lokal dan global, termasuk GIK UGM, Minikino Film Week, Docs by the Sea, hingga Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Indonesia. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *