Sejarah Panjang Jamu di Nusantara, dari Zaman Prasejarah hingga Modern

0

Sejarah Panjang Jamu di Nusantara, dari Zaman Prasejarah hingga Modern. (jatengNOW/dok)

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Budaya Sehat Jamu resmi diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO), sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat dunia.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Jamu Jateng, Stefanus Handoyo Saputro menjelaskan, jamu memiliki historisitas panjang di bumi nusantara.

Inskripsi jamu terpahat dalam relief Karmawibangga, yang terdapat di Candi Borobudur. Adapula relief di Candi Rimbi tahun 1329 Masehi, Prasasti Madhawapura 1305 Masehi, Serat Centhini 1814 Masehi, dan Situs Liyangan 800 Masehi.

Kemudian Industri jamu di Indonesia, tercatat, berkembang jauh sebelum pengumuman Kemerdekaan RI. Dimulai pada 1820 Masehi dari sebuah industri rumahan di Jateng, kemudian menyebar ke pulau lain di Indonesia.

Pada 1900, tumbuh industri jamu yang menjadi pabrik-pabrik besar, seperti Jamu Jago, Nyonya Meneer, Sido Muncul, Jamu Borobudur, Jamu Dami, hingga Jamu Air Mancur.

“Kini, jumlah industri ekstrak bahan alam (di Jateng) ada tujuh, industri obat tradisional (IOT) ada 16, termasuk di dalamnya Sido Muncul, Jamu Jago, Borobudur, Deltomed dan Air Mancur,” kata Handoyo.

Usaha Kecil Obat Tradisional ada 153 unit, Usaha Mikro Obat Tradisional ada 264 unit. Selain itu, ada pula ribuan jamu gendong, yang kebanyakan ada di Sukoharjo, Demak, Banyumas, dan sebagainya.

Diberitakan sebelumnya, Budaya Sehat Jamu resmi diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO), sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat dunia.

Penetapan itu disambut gembira pelaku jamu di Jawa Tengah, karena berpeluang membawa minuman herbal ini ke kancah internasional.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Jamu Jateng, Stefanus Handoyo Saputro bungah ketika mendengar kabar ini. Ia menyebut, penetapan status itu dilakukan di Kota Kasane, Botswana, oleh Komite Konvensi WBTB (Intangible Cultural Heritage/ICH), Rabu 6 Desember 2023.

“Kami tentu senang dengan kabar ini. Karena kami dulu juga ikut mengusulkan budaya sehat jamu menjadi WBTB nasional (2019) lewat Disdikbud Jateng. Dan kemudian dari nasional ditetapkan sebagai WBTB oleh UNESCO,” ujarnya Jumat 8 Desember 2023, dilansir laman resmi Pemprov Jateng.

Setelah ditetapkan oleh UNESCO, Handoyo mengatakan siap terus melestarikan jamu melalui berbagai kegiatan. Dengan itu, ia berharap status yang diperoleh tetap lestari, dan tidak akan diklaim oleh bangsa lain. (JN01)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *