PSBS Biak Tutup Babak Kegaduhan Internal, Presiden Direktur Eveline Sanita Pilih Mundur

0
WhatsApp Image 2025-05-14 at 17.44.26_dd3fb2ef

PSBS Biak Tutup Babak Kegaduhan Internal, Presiden Direktur Eveline Sanita Pilih Mundur (JatengNOW/Dok)

JATENGNOW.COM – PSBS Biak menghadapi ujian berat jelang Liga 1 2024/2025 yang akhirnya menemukan titik terang setelah Presiden Direktur klub, Eveline Sanita Injaya, memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Keputusan ini diambil karena adanya kegaduhan internal di manajemen yang mengganggu kelancaran operasional klub.

Eveline, yang bergabung sejak pertengahan Liga 1 musim ini, berhasil membawa PSBS Biak menunjukkan performa mengesankan dengan raihan lima kemenangan, tujuh hasil imbang, dan tiga kekalahan. Klub asal Papua tersebut kini menempati posisi tujuh klasemen sementara Liga 1 2024/2025, prestasi luar biasa untuk klub promosi usai juara Liga 2 musim sebelumnya.

“Untuk saya, ini menjadi suatu pencapaian yang luar biasa, karena kami sempat terseok-seok di awal putaran kedua Liga 1 2024/2025. Tapi ternyata kami bisa bangkit dan sekarang duduk di posisi tujuh, karena ini apresiasi yang sangat besar untuk manajemen tim, ofisial, dan pemain,” ujar Eveline pada Rabu (14/5/2025).

Namun, di balik keberhasilan di lapangan, suasana di internal manajemen berbanding terbalik. Eveline mengungkapkan adanya perpecahan di dalam manajemen yang membuatnya merasa tidak nyaman dan terkekang dalam mengambil keputusan.

“Belakangan ini terjadi sedikit kegaduhan di internal manajemen, mungkin lebih ketidakcocokan dalam manajemen saja. Saya merasa di dalam PSBS Biak ini seperti ada dua manajemen, jadi bentrok terus,” jelasnya.

Eveline juga mengungkapkan kendala dalam hal pendanaan. Pemegang saham mayoritas sempat menghentikan aliran dana operasional selama tiga bulan terakhir sehingga muncul permasalahan terkait tunggakan gaji pemain dan hutang kepada vendor.

“Saya sebagai Presiden Direktur PSBS Biak tidak bisa menjalankan kewajiban saya sepenuhnya. Ini tidak membuat saya nyaman untuk bekerja. Saya tidak leluasa mengambil keputusan, banyak intervensi juga karena mungkin masalah terbesarnya ya ada di dana,” jelasnya.

Meski begitu, Eveline bertekad menyelesaikan tugasnya hingga akhir musim, termasuk dua pertandingan terakhir melawan Arema FC dan Dewa United. Ia berharap kondisi ke depan dapat lebih kondusif dan manajemen bisa fokus membangun masa depan klub di Liga 1.

“Pemain-pemain juga sudah banyak yang memberikan komplain langsung kepada saya karena telat gaji, bonus, dan lain-lain. Setelah pemegang saham itu masuk lagi, baru sekarang kami bisa menyelesaikan dua laga terakhir di musim ini,” katanya.

Rencana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan pada 14 Mei 2025 di Biak juga batal digelar secara mendadak, yang semakin menambah ketidaknyamanan Eveline dalam menjalankan tugasnya.

“Semula kami dari manajemen sepakat untuk melakukan RUPS pada 14 Mei 2025 di Biak. Tanggal tersebut sudah ditentukan oleh salah satu pemegang saham minoritas, tapi saat H-2, orang tersebut memutuskan untuk membatalkan RUPS. Hal ini yang membuat saya semakin tidak nyaman berada,” ujar Eveline.

Meski demikian, Eveline menyampaikan rasa bangganya kepada para pemain dan pelatih yang tetap profesional menjalankan tugasnya meski dalam situasi sulit.

“Saya sangat bangga dengan pemain walaupun ada kegaduhan ini. Sebagai tanggung jawab, saya akan tetap bersama tim hingga akhir musim. Mari berjuang bersama-sama,” tutup ibu dari tiga anak itu.

Keputusan mundurnya Eveline menandai akhir dari kegaduhan internal yang sempat mengganggu stabilitas PSBS Biak, namun menjadi awal bagi manajemen baru untuk memperbaiki kondisi dan menjaga marwah klub sepak bola Papua di kompetisi tertinggi Indonesia. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *