Barantin Jateng Perketat Pengawasan Hewan Kurban Jelang Iduladha, Fokus Cegah Penyakit LSD, PMK, dan Antraks

0

Menjelang Iduladha 1446 Hijriyah, Badan Karantina Pertanian (Barantin) Jawa Tengah meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan kurban yang masuk ke 35 kabupaten/kota di wilayah tersebut.

image

Kepala Barantin Jateng, Shokib (JatengNOW/Dok)

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Menjelang Iduladha 1446 Hijriyah, Badan Karantina Pertanian (Barantin) Jawa Tengah meningkatkan pengawasan lalu lintas hewan kurban yang masuk ke 35 kabupaten/kota di wilayah tersebut. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa hewan kurban yang diperdagangkan dan dikirim ke luar daerah bebas dari penyakit seperti lumpy skin disease (LSD), penyakit mulut dan kuku (PMK), serta antraks.

Dilanasir dari Lensasemarang.com jejaring JatengNOW, Kepala Barantin Jateng, Shokib, menyatakan bahwa semua pergerakan hewan ternak antarprovinsi maupun antarpulau telah melalui proses verifikasi karantina. Hal ini menjadi bagian utama dari kegiatan pengawasan ketat yang dilaksanakan oleh tim karantina pertanian.

“Sapi yang sudah dikirim, pergerakannya sudah dijamin. Karantina antarprovinsi dan antarpulau sudah memverifikasi, karena ini menjadi kegiatan utama dari tim karantina, khususnya untuk hewan ternak,” kata Shokib di ruang kerjanya, Rabu (4/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa segala sistem pengawasan telah berjalan secara optimal. Sejauh ini, tidak ditemukan adanya kasus penyakit baru seperti bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau sapi gila di seluruh kabupaten/kota di Jateng.

“Negara kita tidak kemasukan sapi gila atau BSE. Yang kita jamin adalah LSD, PMK, dan antraks, masih aman. Karena dari hulu sudah ada jaminannya,” jelasnya.

Shokib juga mengungkapkan bahwa menjelang Iduladha tahun ini, pengiriman hewan kurban dari Jawa Tengah ke Kalimantan mengalami sedikit penurunan. Namun pengiriman tetap berjalan melalui Pelabuhan Tanjung Emas, terutama menuju Kalimantan Timur dan sekitarnya.

“Pengiriman ternak kurban dari Jawa Tengah tahun ini mengalami penurunan sedikit. Untuk pemenuhan kebutuhan hewani, kita kirim ternak ke Pelabuhan Tanjung Emas. Tujuannya ke Kaltim,” imbuhnya.

Sementara itu, Fungsional Dokter Hewan Karantina Ahli Madya Barantin Jateng, drh. Agus Wasana, mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan petugas veteriner untuk memastikan vaksinasi PMK pada hewan kurban dilakukan minimal enam bulan sebelum diperjualbelikan. Pemeriksaan kesehatan hewan juga dilakukan di Instalasi Karantina Karangroto selama 14 hari.

“Pengiriman dari Jateng melalui Tanjung Emas ke Kalimantan sampai Mei tercatat sebanyak 1.149 ekor sapi. Pengangkutan menggunakan kapal Ro-Ro. Karakteristik sapinya memang ditujukan untuk kurban dan sudah layak potong,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *