Nawal Yasin Apresiasi Batik Ciprat Disabilitas Mental Jepara: “Warnanya Keren!”

0
WhatsApp Image 2025-07-02 at 11.30.10_c249f0db

Nawal Yasin Apresiasi Batik Ciprat Disabilitas Mental Jepara: “Warnanya Keren!” (JatengNOW/Dok)

JEPARA, JATENGNOW.COM – Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, mengaku kagum dengan karya batik ciprat hasil tangan para penyandang disabilitas mental di Rumah Pelayanan (Rumpel) Sosial Disabilitas Mental Waluyotomo Jepara.

Kunjungan Nawal Yasin yang dilakukan Selasa (1/7/2025) itu berlangsung dalam rangka kegiatan bakti sosial bertema Peduli dan Berbagi Berkah bagi Sesama. Ia datang bersama rombongan dan menyaksikan langsung proses kreatif para penghuni panti dalam mencipratkan warna ke sehelai kain putih hingga menjadi batik bernilai seni tinggi.

“Bagus sekali karyanya. Ini karya batik, ya. Keren lho warnanya,” ujar Nawal di lokasi kegiatan.

Ia mengapresiasi keterampilan para penghuni panti dalam membuat batik ciprat. Menurutnya, setiap kain digarap oleh tiga orang, masing-masing mencipratkan warna sesuai keinginannya. Hasil akhirnya pun terlihat menarik dan unik.

“Warnanya menarik. Mereka melakukan sendiri. Satu kain dicipratkan warna sendiri oleh tiga orang, sesuai dengan keinginan sendiri,” imbuhnya.

Tiga pria penghuni panti terlihat fokus mencipratkan warna ke kain. Tak terganggu kehadiran tamu, mereka tetap serius dalam proses kreatif tersebut. Corak yang dihasilkan memang tidak berpola tetap, namun justru menjadi kekuatan dari batik ciprat—menggambarkan ekspresi bebas dari hati yang jujur.

Kepala Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Potroyudan Jepara, Nur Chibtiyah, menuturkan bahwa saat ini terdapat 95 orang penyandang disabilitas mental di Rumpel Waluyotomo. Mereka rutin dilatih untuk membuat kerajinan tangan, termasuk batik ciprat.

“Di dalam panti, mereka dilatih batik ciprat. Sudah ada galerinya. Mereka bisa mengekspresikan galaunya, sedihnya, senangnya lewat batik ciprat. Batiknya laris,” terang Nur Chibtiyah.

Ia menambahkan bahwa batik ciprat hasil karya mereka dipasarkan melalui pameran dan media sosial. Dari penjualan tersebut, para penghuni panti mendapatkan penghasilan dan bisa menabung.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Endah Dwi Setyorini, menjelaskan bahwa lembaga tersebut tidak hanya menyediakan pelayanan dasar bagi orang terlantar, namun juga pelatihan kerja agar mereka bisa mandiri.

“Dalam panti, selain diberikan tempat tinggal, mereka juga dilatih agar bisa memiliki pekerjaan. Itu bagian dari rehabilitasi sosial agar mereka bisa kembali menjalankan fungsi sosialnya,” ungkap Endah.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa keterbatasan fisik maupun mental bukanlah penghalang untuk berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi maupun seni. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *