Jateng Siapkan Strategi Hadapi Tarif Impor AS 32 Persen, Genjot Pasar Baru hingga Industri Hijau

0
image

Jateng Siapkan Strategi Hadapi Tarif Impor AS 32 Persen, Genjot Pasar Baru hingga Industri Hijau (JatengNOW/Dok)

SEMARANG, JATENGNOW.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak pemberlakuan tarif impor sebesar 32 persen oleh Amerika Serikat terhadap produk asal Indonesia, termasuk dari Jateng. Langkah konkret dilakukan melalui diversifikasi pasar, kerja sama antarwilayah, dan percepatan pengembangan industri energi hijau yang menyasar pasar Eropa.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng, July Emmylia, mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan peluang pasar alternatif di luar Amerika Serikat, sebagai langkah taktis menghadapi kebijakan tarif baru tersebut.

“Pertama kami akan melakukan Business Matching untuk industri kecil mandiri dengan pasar Uni Emirat Arab pada Agustus 2025. Selain itu, kami juga mempercepat penerbitan surat keterangan asal untuk meningkatkan daya saing ekspor ke negara tujuan lain,” jelas Emmy melalui pesan singkat, Selasa (15/7/2025).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Jawa Tengah pada periode Januari–Mei 2025 mencapai 4,79 miliar dolar AS. Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor sebesar 2,14 miliar dolar AS, disusul Jepang (385,59 juta dolar AS), Tiongkok (208,50 juta dolar AS), Uni Eropa (555,73 juta dolar AS), dan negara-negara ASEAN (308,48 juta dolar AS).

Menyadari ketergantungan besar pada pasar Amerika, Emmy menegaskan pentingnya menjajaki potensi baru. Salah satunya adalah dengan mempercepat pengembangan industri hijau yang berorientasi ekspor ke Eropa.

“Tren produk dari industri hijau sedang naik daun di Eropa. Karena itu, kami mendorong percepatan penerapan industri hijau sebagai strategi memperluas akses pasar ekspor,” imbuhnya.

Berdasarkan data dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Jawa Tengah memiliki potensi besar dalam energi baru terbarukan (EBT), yakni energi surya sebesar 194.280 MWp, energi angin 6.003 MW, bioenergi 105 MW, dan energi air 730,3 MW.

Sejalan dengan arahan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, berbagai langkah strategis kini sedang dijalankan untuk mengamankan daya saing ekspor daerah. Luthfi menyebut tiga langkah utama, yakni kerja sama dengan Kadin dan HIPMI untuk membentuk Rumah Kurasi, sebagai wadah promosi produk-produk unggulan Jateng ke pasar regional dan internasional.

Selain itu, Pemprov Jateng juga memperkuat kerja sama dengan provinsi mitra atau sister province seperti Fujian (Tiongkok), Melaka (Malaysia), dan Singapura, serta mempererat jaringan perdagangan antarprovinsi dalam negeri seperti dengan Kepulauan Riau, Maluku Utara, dan Lampung.

“Langkah ini juga termasuk pengembangan ekonomi aglomerasi antarkeresidenan di Jateng sebagai pendorong pertumbuhan berbasis kekuatan lokal,” ujar Luthfi.

Dengan strategi terpadu tersebut, Pemprov Jateng berharap dapat mengurangi dampak negatif tarif baru dari Amerika Serikat serta memperluas jaringan ekspor ke pasar global secara berkelanjutan. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *