Rock in Solo 2025 Kembali ke Benteng Vastenburg, Mayhem hingga Sukatani Siap Guncang Panggung

0
WhatsApp Image 2025-08-19 at 21.05.34_cf189173

Rock in Solo 2025 Kembali ke Benteng Vastenburg, Mayhem hingga Sukatani Siap Guncang Panggung (JatengNOW/Kevin Rama)

SOLO, JATENGNOW.COM – Festival musik cadas Rock in Solo siap kembali mengguncang Kota Bengawan pada 22-23 November 2025. Edisi ke-21 ini terasa istimewa karena digelar selama dua hari sekaligus, kembali ke lokasi bersejarah Benteng Vastenburg setelah sempat berpindah ke Kali Pepe Land Boyolali tahun lalu.

Dewan Jenderal Rock in Solo, Firman Prasetyo, menyebut gelaran dua hari terakhir kali dilakukan pada 2013. Menurutnya, perubahan format ini menjadi tantangan tersendiri.

“Setelah terbiasa dengan penyelenggaraan yang hanya satu hari, kini kami harus menyesuaikan berbagai hal teknis dan non-teknis untuk mengakomodir festival selama dua hari,” ujarnya saat konferensi pers di Museum Radya Pustaka, Selasa (19/8/2025).

Enam band telah dipastikan tampil, termasuk Mayhem, legenda black metal asal Oslo, Norwegia. Dari dalam negeri, jajaran penampil yang siap menggetarkan panggung adalah Sukatani (punkrock, Purbalingga), Negatifa (powerviolence, Jakarta), Viscal (death metal, Bekasi), Serigala Malam x DPMB (kolaborasi Yogyakarta), dan Eden Adversary (symphonic deathcore, Solo).

Penyelenggara menyiapkan tiga panggung utama, yakni Rajamala, XXI, dan Rockon. Selain konser, festival juga menghadirkan sesi diskusi industri musik keras, penampilan DJ, hingga pemutaran film dokumenter.

Tidak hanya itu, Rock in Solo 2025 mengusung rangkaian pre-event yang lebih variatif, termasuk aksi sosial Rock Clean Fun berupa bersih-bersih kota di kawasan Jl Slamet Riyadi Solo bertepatan dengan Car Free Day.

Dewan Jenderal Rock in Solo lainnya, Stephanus Adjie, menambahkan tahun ini untuk pertama kalinya festival akan menghadirkan empat band internasional sekaligus.

“Namun, belum bisa kami umumkan sekarang. Nanti saja, biar lebih ramai lagi,” katanya.

Selain suguhan musik cadas, Rock in Solo juga mengangkat isu lingkungan lewat kampanye pengurangan sampah plastik yang sudah dijalankan sejak 2023.

“Layaknya festival itu juga harus menyampaikan sesuatu. Bukan hanya hura-hura, tapi harus ada narasi. Saat ini yang penting adalah isu kiamat iklim,” lanjut Adjie.

Pihak penyelenggara juga menyoroti isu sosial-politik, terutama soal kebebasan berekspresi.

“Karena itu ada Sukatani dan beberapa band yang berani bersuara. Hal ini bukan karena benci negeri, justru karena cinta negeri dan harus kritis,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *