PUDAM Tirta Lawu Karanganyar Rencanakan Kenaikan Tarif Air Bersih, Terkendala Defisit Rp60 Juta per Bulan

PUDAM Tirta Lawu Karanganyar Rencanakan Kenaikan Tarif Air Bersih, Terkendala Defisit Rp60 Juta per Bulan (JatengNOW/Dok)
KARANGANYAR, JATENGNOW.COM – PUDAM Tirta Lawu Karanganyar berencana mengajukan kenaikan tarif air bersih kepada Bupati Karanganyar menyusul kerugian yang terus dialami akibat pembelian pasokan dari Waduk Wosusokas.
Dilansir dari Hariankota.com jejaring JatengNOW, Plt Direktur Utama PUDAM Tirta Lawu, Suparno, mengungkapkan bahwa setiap bulan pihaknya menanggung defisit sekitar Rp60 juta karena harga beli lebih tinggi dibanding harga jual kepada pelanggan.
“Kami membeli air baku dari Wosusokas seharga Rp2.500 per meter kubik, sementara hanya bisa menjualnya Rp1.500 per meter kubik. Selisih Rp1.000 per meter kubik membuat akumulasi kerugian membengkak. Kalau tidak segera ada penyesuaian, kondisi ini berbahaya untuk keberlangsungan layanan,” ujarnya, Minggu (14/9/2025).
Situasi tersebut diperparah dengan tarif pelanggan yang tidak pernah naik sejak 2019. Sementara itu, biaya distribusi, perawatan jaringan, dan operasional lainnya terus meningkat. Dari kapasitas total 50 liter per detik, baru sekitar 20 liter per detik yang bisa dimanfaatkan untuk melayani pelanggan di wilayah Palur hingga Jaten.
Suparno menegaskan bahwa rencana kenaikan tarif bukan semata-mata untuk menutup kerugian, tetapi juga menjaga kualitas layanan air bersih. “Kami ingin tetap menjaga tarif agar terjangkau. Namun, perusahaan juga harus sehat. Kalau kerugian terus terjadi, keberlanjutan pelayanan air bersih bisa terancam. Kami harap pemerintah daerah dan provinsi bisa mendukung langkah ini. Tujuannya bukan membebani pelanggan, melainkan memastikan air bersih tetap mengalir dengan baik,” jelasnya.
Fenomena serupa, lanjut Suparno, dialami banyak PUDAM di Indonesia. Berdasarkan catatan Perpamsi, penyesuaian tarif seharusnya dilakukan setiap 3–4 tahun sekali agar kondisi keuangan perusahaan tetap sehat. Di Jawa Tengah, rata-rata tarif air PDAM sudah berada di kisaran Rp2.000–Rp3.000 per meter kubik. Dengan tarif Rp1.500, jarak antara biaya produksi dan harga jual di PUDAM Tirta Lawu semakin melebar.
Selain mendorong penyesuaian tarif, PUDAM Tirta Lawu juga menyiapkan strategi jangka panjang, antara lain efisiensi biaya, pemanfaatan optimal Waduk Wosusokas, serta pencarian sumber air alternatif.
“Jika keuangan perusahaan stabil, masyarakat pun diuntungkan. Layanan bisa ditingkatkan, kualitas terjaga, dan investasi untuk masa depan lebih terbuka,” pungkas Suparno. (jn02)