Satlantas Solo Berikan Dukungan pada Keluarga Korban Laka Maut Kabangan, Tinggalkan Lima Anak 3 Diantaranya Masih Sekolah

0
IMG-20250919-WA0073

SOLO, JATENGNOW.COM – Suasana duka masih menyelimuti rumah sederhana di Jl Belukan, Pajang, Laweyan, Solo. Lima bersaudara yang kini tinggal di sana harus menghadapi kenyataan pahit. Setelah sang ayah meninggal dunia pada Februari 2025 lalu, kini sang ibu, SH (45), juga berpulang akibat kecelakaan maut dengan sebuah bus di kawasan simpang Kabangan, Laweyan, Solo, pada Rabu (10/9/2025).

Kehilangan dua orang tua dalam waktu yang berdekatan jelas bukan perkara mudah. Anak pertama yang sudah berkeluarga berusaha mendampingi adik-adiknya, sementara anak kedua yang sudah bekerja mengambil peran membantu kebutuhan sehari-hari. Namun, tiga adik lain masih sangat membutuhkan perhatian, terutama anak ketiga yang duduk di bangku SMP, serta si bungsu kembar berusia tujuh tahun yang baru masuk kelas 1 SD.

Pada Jumat (19/9/2025), Unit Gakkum Satlantas Polresta Solo mendatangi rumah duka. Kanit Gakkum, Vebby Ramadani, bersama Kasubnit 2 Gakkum, Ipda Yuli Nurus Yani, serta sejumlah personel menyampaikan belasungkawa dan memberi semangat kepada keluarga.

“Di situ, kami diterima dengan baik oleh pihak keluarga. Termasuk putra tertua korban yang sebenarnya sudah berkeluarga dan tinggal di Karanganyar, namun kini harus mendampingi adik-adiknya. Rumah duka sendiri dihuni tiga keluarga, yakni keluarga korban serta dua kakaknya,” jelas Ipda Yuli.

Menurutnya, perhatian khusus kini tertuju pada anak-anak yang masih sekolah. SH semasa hidupnya dikenal sebagai pedagang keliling, dan kini meninggalkan lima anak dengan tiga di antaranya masih di bawah umur.

“Yang paling membutuhkan perhatian adalah anak-anak yang masih SMP serta si kembar yang masih kecil,” tambahnya.

Sejumlah pihak disebut telah menyatakan kesediaan untuk membantu. Bahkan, ada dermawan yang siap menanggung kebutuhan si kembar. Wacana pengasuhan pun mulai muncul, meski keputusan final tetap menunggu kesepakatan keluarga besar.

“Kami berharap anak-anak ini mendapat dukungan terbaik. Terkait pengasuhan si kembar, sudah ada pihak yang berkomitmen, tetapi semuanya bergantung keputusan keluarga,” jelas Ipda Yuli.

Di sisi lain, proses mediasi masih difasilitasi Satlantas Polresta Solo terkait kecelakaan yang merenggut nyawa SH. Pihaknya menunggu hasil kesepakatan antara keluarga korban dan pihak bus, apakah akan diselesaikan secara kekeluargaan atau berlanjut ke ranah hukum.

Sebelumnya, kecelakaan terjadi di Jl Dr Radjiman sekitar pukul 13.33 WIB. Bus AKAP Mahardhika melaju dari arah timur dengan kecepatan 30–40 km/jam. Pada saat bersamaan, motor Yamaha Mio yang dikendarai SH dari arah utara menuju barat bersenggolan dengan bus hingga korban terjatuh. SH terlindas ban belakang bus dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kini, rumah di Pajang itu menjadi saksi perjuangan lima bersaudara yang harus tegar menatap masa depan tanpa kehadiran kedua orang tua. Dukungan dari berbagai pihak diharapkan mampu meringankan beban mereka, sekaligus menjaga harapan agar anak-anak itu tetap tumbuh kuat. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *