CCEP Indonesia Resmikan PLTS Atap 1,2 MWp di Pabrik Semarang, Dorong Transisi Menuju Industri Rendah Karbon
CCEP Indonesia Resmikan PLTS Atap 1,2 MWp di Pabrik Semarang, Dorong Transisi Menuju Industri Rendah Karbon (JatengNOW | Lensasemarang / Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap berkapasitas 1,2 megawatt peak (MWp) di Pabrik Semarang, Ungaran, Kabupaten Semarang, pada Kamis (6/11). Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk mempercepat transisi menuju industri rendah karbon di Indonesia.
Dilansir dari Lensasemarang.com jejaring JatengNOW, PLTS Atap tersebut dibangun di area seluas 13.722 meter persegi dengan 2.197 modul surya. Sistem ini mampu memasok sekitar 17 persen kebutuhan energi harian pabrik dan menekan emisi karbon hingga 1.400 ton CO₂ per tahun.
Peresmian turut dihadiri oleh Bupati Semarang H. Ngesti Nugraha, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, Executive Vice President PT PLN (Persero) Daniel Lestanto, serta jajaran manajemen CCEP Indonesia.
Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, mengatakan bahwa inisiatif PLTS ini merupakan bukti nyata peran dunia usaha dalam mendukung agenda transisi energi bersih.
“Melalui PLTS Atap di Pabrik Semarang, kami ingin menunjukkan bahwa transisi energi dapat diimplementasikan secara nyata di tingkat operasional. Dengan dukungan kebijakan yang jelas dan kolaborasi multipihak, Indonesia dapat mewujudkan industri rendah karbon,” ungkap Lucia.
Sistem PLTS di Semarang juga dilengkapi dengan teknologi pemantauan digital secara real-time untuk memastikan optimalisasi produksi energi. Diharapkan, inovasi ini menjadi contoh bagi sektor industri lain untuk beralih ke energi terbarukan.
Sebelumnya, CCEP Indonesia telah mengoperasikan PLTS 7,2 MWp di Bekasi dan 2,4 MWp di Pasuruan. Dengan tambahan instalasi PLTS dan pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN sebesar 90 GWh untuk periode 2023–2025, sekitar 29,5 persen konsumsi listrik perusahaan kini bersumber dari energi terbarukan.
Selain penggunaan panel surya, efisiensi energi juga diterapkan melalui teknologi produksi hemat energi dan penggunaan lemari pendingin ramah lingkungan yang mampu menurunkan konsumsi listrik hingga 57 persen serta menekan emisi Scope 3.
Head of Sustainability CCEP Indonesia, Natasha Gabriella, menjelaskan bahwa peralihan ke energi bersih merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang.
“Kami percaya, agar bisnis bisa bertahan dalam jangka panjang, keberlanjutan harus menjadi bagian dari strategi utama. Dukungan PLN melalui produk seperti Green Tariff dan REC juga membantu menekan biaya investasi energi baru terbarukan,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah turut mengapresiasi langkah CCEP Indonesia tersebut. Dalam sambutan yang dibacakan oleh Sujarwanto, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Ahmad Luthfi menyatakan bahwa inisiatif ini mendukung target nasional pengurangan emisi dan pengembangan ekonomi hijau.
“Inisiatif PLTS Atap CCEP Indonesia semakin memperkuat posisi Jawa Tengah sebagai provinsi yang proaktif dalam mendukung target emisi nasional, membuka peluang ekonomi hijau, dan menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya.
Hingga 2024, bauran energi baru terbarukan (EBT) di Jawa Tengah telah mencapai 18,33 persen dan ditargetkan naik menjadi 21,32 persen pada akhir 2025. Dengan potensi energi surya mencapai 194.280 MWp, Jawa Tengah memiliki peluang besar menjadi pusat industri hijau nasional. (jn02)
