23 Dalang Unjuk Kebolehan, Peringatan Hari Wayang di Karanganyar Tampil 30 Jam Nonstop

0
image

23 Dalang Unjuk Kebolehan, Peringatan Hari Wayang di Karanganyar Tampil 30 Jam Nonstop (JatengNOW/Dok)

KARANGANYAR, JATENGNOW.COM – Peringatan Hari Wayang Nasional dan Hari Wayang Dunia 2025 di Kabupaten Karanganyar berlangsung meriah dan penuh makna. Paguyuban Dalang Karanganyar (PDK) menggelar pertunjukan wayang kulit selama 30 jam tanpa henti, menampilkan 23 dalang lokal yang tampil bergantian membawakan kisah klasik berjudul “Bhatharayudha Jaya Binangun.”

Pertunjukan digelar di kediaman Ketua DPRD Jawa Tengah, H. Sumanto, yang dikenal luas sebagai tokoh pelestari budaya Jawa. Suara gamelan yang mengalun tanpa jeda berpadu dengan tembang sinden yang terus bergema, menghadirkan suasana sakral dan menggetarkan sepanjang malam hingga keesokan harinya. Empat kelompok pengrawit dan sinden tampil bergantian menjaga ritme pementasan tetap hidup.

Ketua PDK, Ki Sular Pringgo Carito, mengapresiasi dukungan besar yang diberikan Sumanto terhadap kegiatan ini.

“Dulu kami harus iuran untuk bisa tampil. Sekarang semua difasilitasi, dari tempat, konsumsi sampai biaya operasional. Ini bentuk nyata kepedulian terhadap seni,” ujarnya seperti dilansir dari Hariankota.com jejaring JatengNOW.

Menurut Ki Sular, perhatian Sumanto terhadap budaya menjadikannya sosok yang dihormati para dalang. “Beliau kami anggap Bapak Wayang sekaligus Bapak Pembangunan Karanganyar,” tambahnya.

Dalam sambutannya, Sumanto mengajak para kepala desa dan lurah di Karanganyar membuat Peraturan Desa (Perdes) yang mendukung pelestarian kesenian tradisional.

“Kalau setiap warga yang punya hajatan diwajibkan menampilkan kesenian lokal, budaya kita tidak akan punah. Justru akan tumbuh lagi karena terus dimainkan,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan pelestarian budaya sebagai peluang ekonomi bagi masyarakat. “Anak-anak bisa belajar menari, nyinden, atau jadi dalang. Selain menjaga budaya, itu bisa jadi sumber penghasilan,” ujarnya.

Gelaran wayang kulit selama 30 jam nonstop ini menjadi bukti bahwa kesenian tradisional masih dicintai dan memiliki tempat di hati masyarakat. Kolaborasi antara seniman dan pemimpin daerah menunjukkan bahwa pelestarian budaya bisa berjalan seiring dengan kemajuan zaman.

Wayang bukan sekadar hiburan, melainkan sarana menanamkan nilai moral, filosofi kehidupan, dan semangat kebangsaan bagi generasi muda. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *