Bajaj Kembali Beroperasi, MaxRide Tegaskan Misi Sosial dan Siap Bertemu Wali Kota Solo

0
20251122_141901

SOLO, JATENGNOW.COM – Manajemen MaxAuto dan MaxRide Indonesia akhirnya buka suara terkait larangan operasional moda transportasi roda tiga (bajaj) di Kota Solo. Melalui Regional Manager MaxAuto dan MaxRide Wilayah Jawa Tengah–DIY, Bayu Subolah, pihaknya menegaskan bahwa kehadiran mereka di Solo membawa misi sosial untuk membuka lapangan pekerjaan sekaligus memberdayakan pengemudi roda tiga yang mulai kehilangan penumpang.

“Kami hadir di Solo ini membawa kebermanfaatan sosial, seperti membuka lapangan pekerjaan sama seperti yang kami lakukan di Makassar, Medan, Jogja, dan kota-kota lainnya. Roda tiga sudah mulai ditinggalkan, pengemudi becak sudah susah mendapatkan penumpang. Kami ingin memberdayakan pengemudi becak dan angkot supaya mereka bisa naik kelas dan merasakan platform online,” jelas Bayu saat ditemui di Bajaj Showroom & Maxride, Banjarsari, Solo Sabtu (22/11/2025) .

Bayu memastikan seluruh unit roda tiga yang beroperasi sudah mengantongi Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT) sebagai bukti kelayakan jalan. Dari sisi penumpang, layanan ini juga sudah tercover oleh asuransi Jasa Raharja yang termasuk dalam biaya STNK.

“Ke depan kami juga akan menggandeng asuransi tambahan, dan untuk driver kami sedang proses kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan,” katanya.

Setelah Surat Edaran Wali Kota Solo yang melarang bajaj terbit, operasional MaxRide sempat vakum selama sekitar satu bulan. Namun kini mereka kembali aktif setelah sejumlah driver mengantongi STNK dan dinyatakan layak jalan dengan pelat hitam.

“Saat ini sudah ada sekitar 20 driver aktif,” kata Bayu.

Ia menyebut keberadaan satu unit bajaj sama dengan membuka satu lapangan pekerjaan baru. Karena itu, MaxRide menargetkan penambahan 50–100 unit hingga akhir tahun.

Bayu juga optimistis terhadap potensi usaha bagi mitra driver maupun pemilik unit. Dengan investasi sekitar Rp50 juta, rata-rata pendapatan driver bisa mencapai Rp3 juta per bulan.

Regional Manager MaxAuto dan MaxRide Wilayah Jawa Tengah–DIY, Bayu Subolah (baju biru) (JatengNOW/Kevin Rama)

“Mereka bisa balik modal di bawah 10 bulan. Kalau untuk juragan yang membeli unit lalu kami bantu mencarikan driver, balik modalnya kurang dari dua tahun,” paparnya.

Terkait SE Wali Kota yang belum dicabut, pihak MaxRide menyiapkan langkah audiensi bersama Wali Kota Solo Respati Ardi.

“Kami siap bertemu. Driver kami juga siap hadir untuk menyampaikan bahwa jika SE ini terus berlanjut, ada potensi mereka kehilangan pekerjaan dan dampak sosialnya cukup besar,” tegas Bayu.

Pihaknya kini menunggu jadwal audiensi setelah surat permohonan dikirimkan pekan lalu.

Menanggapi aturan pelat yang diwajibkan, Bayu menegaskan bahwa kendaraan mereka layak beroperasi sebagai layanan ojek online karena sudah mengantongi STNK (pelat hitam).

“Kalau memang harus plat kuning, kami minta perlakuan yang adil. Aplikator lain juga harus mengikuti aturan yang sama,” ujarnya.

MaxRide memastikan tetap berkoordinasi dengan paguyuban ojek online di Solo. Saat ini, sekitar 20 mitra driver telah bergabung, beberapa di antaranya merupakan pengemudi berusia lanjut dan eks pengayuh becak.

“Mereka bahagia karena tidak perlu mengayuh lagi. Tujuan awal kami memang ingin membuat pengemudi roda tiga ini bisa naik kelas. Ada juga yang berasal dari sopir angkot dan eks driver ojol,” terang Bayu.

Melalui penjelasan ini, MaxAuto dan MaxRide berharap ruang dialog tetap terbuka agar kehadiran layanan roda tiga dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Solo. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *