Transportasi Rendah Emisi di Jateng Dikebut, Pemprov Gandeng Pemerintah Inggris Kembangkan TOD dan Dry Port Batang
Transportasi Rendah Emisi di Jateng Dikebut, Pemprov Gandeng Pemerintah Inggris Kembangkan TOD dan Dry Port Batang (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mempercepat langkah menuju sistem transportasi rendah emisi melalui kerja sama dengan Pemerintah Inggris dalam skema United Kingdom Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT). Kolaborasi ini mencakup pengembangan transportasi ramah lingkungan di kawasan aglomerasi Kedungsepur—meliputi Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, Salatiga, dan Purwodadi—serta pembangunan dry port di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industripolis Batang.
Kerja sama tersebut dibahas dalam pertemuan antara Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dengan perwakilan Kedutaan Besar Inggris dan Techne Praxis International. Luthfi menegaskan pentingnya percepatan implementasi, mengingat mobilitas penumpang dan arus logistik kontainer dari Jawa Tengah terus meningkat.
“Tadi sudah difinalisasi terkait investasi dry port dan konektivitas di wilayah. Dry port ada di kawasan industri seluas 56 hektare, kemudian konektivitas Semarang Raya (Kedungsepur) kita gunakan jalur kereta api,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Luthfi menyebut bahwa pembahasan telah dilakukan dengan kementerian terkait dan PT KAI untuk memastikan kesiapan jaringan transportasi yang akan mendukung proyek tersebut.
Associate Director Techne Praxis International, Iqbal Maulana Ahmad, menjelaskan bahwa wilayah Kedungsepur akan disiapkan sebagai kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development / TOD). Pengembangan ini dinilai dapat memperkuat ekosistem transportasi umum sekaligus meningkatkan efisiensi logistik.
“Untuk Jateng tentu harus mempersiapkan diri dengan kesiapan logistik, dan juga kesiapan infrastrukturnya. Kami mendorong agar Jateng dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dari investasi ini untuk pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Arief Djatmiko, menambahkan bahwa pihaknya siap mengintegrasikan pengembangan TOD dengan layanan Trans Jateng. Ia juga mendorong Pemerintah Kabupaten Kendal dan Batang untuk menyiapkan integrasi moda transportasi lokal.
“Mobilitas barang, masyarakat, interkoneksi, dan intermoda harus menjadi satu kesatuan. Lalu lintas kontainer dari Jawa Tengah cukup tinggi, mencapai sekitar 12 juta, namun belum tertampung seluruhnya melalui jalur Jateng. Maka pembangunan dry port sangat penting,” jelas Arief.
Pemprov Jateng berharap kolaborasi ini dapat mempercepat transformasi transportasi rendah emisi sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi daerah. (jn02)
