AKI–AKB Turun Signifikan di 2025, Dinkes Rembang Perkuat Komitmen Layanan Kesehatan 2026
AKI–AKB Turun Signifikan di 2025, Dinkes Rembang Perkuat Komitmen Layanan Kesehatan 2026 (JatengNOW/Dok)
REMBANG, JATENGNOW.COM — Capaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Rembang sepanjang tahun 2025 menunjukkan hasil yang menggembirakan. Untuk menjaga keberlanjutan capaian tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang terus memperkuat komitmen dan koordinasi lintas sektor menyongsong tahun 2026.
Sebanyak sekitar 1.000 tenaga kesehatan dari 17 puskesmas, kader kesehatan, hingga Tim Penggerak PKK mengikuti kegiatan penguatan Temokno Laporno Openi AKI–AKB (TELPONI) serta monitoring jejaring skrining layak hamil bagi calon pengantin dan wanita usia subur (WUS). Kegiatan ini digelar di Pantai Pasir Putih, Desa Wates, Rabu (24/12/2025).
Selain penguatan sistem, kegiatan juga dirangkai dengan lomba senam kreasi TELPONI serta penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis kepada ratusan WUS dari wilayah kerja 17 puskesmas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, dr. Ali Syofi’i, menyampaikan bahwa kinerja sektor kesehatan sepanjang 2025 menunjukkan tren positif. Hingga 24 Desember 2025, jumlah kematian ibu tercatat lima kasus.
“Jika angka ini bisa kita pertahankan sampai 31 Desember pukul 24.00, maka ini menjadi rekor kematian ibu dan bayi terendah sepanjang sejarah Kabupaten Rembang,” ungkapnya.
Sementara itu, angka kematian bayi hingga akhir Desember tercatat sebanyak 94 kasus, menurun dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 125 kasus dan tahun 2023 sebanyak 124 kasus.
“Capaian ini adalah hasil kerja keras semua pihak, mulai dari kader TELPONI, bidan desa, puskesmas, penanggung jawab klaster, hingga seluruh pemangku kepentingan yang bergandeng tangan,” jelas dr. Ali.
Ia menambahkan, capaian positif juga terlihat pada pengendalian stunting dan penanganan tuberkulosis, yang akan terus dipertahankan dan ditingkatkan pada 2026.
“Mulai 1 Januari 2026 kita gaspol. Kita tidak boleh berpuas diri, tapi harus bekerja lebih keras untuk mencapai target kinerja yang lebih baik,” tegasnya.
Menurutnya, pendekatan sistem TELPONI terbukti efektif dalam menekan AKI dan AKB karena mengedepankan koordinasi harian antara kader, bidan, dan tenaga kesehatan.
“Dengan sistem TELPONI, setiap kondisi kesehatan masyarakat bisa terpantau lebih cepat dan ditindaklanjuti,” tambahnya.
Sementara itu, Asisten III Administrasi Umum Setda Kabupaten Rembang, Dwi Wahyuni Hariyati, mengapresiasi capaian Dinas Kesehatan. Ia menilai penurunan AKI dan AKB turut berdampak pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Rembang.
“IPM Rembang tahun 2025 naik menjadi 73,40, dibandingkan 72,53 pada 2024. Ini menunjukkan strategi yang dibangun Dinkes berjalan efektif,” ujarnya.
Ia berharap komitmen tersebut diwujudkan melalui aksi nyata di lapangan, terutama edukasi dan penyuluhan kesehatan bagi wanita usia subur sebagai langkah preventif jangka panjang. (jn02)
