Ekonomi Jateng Tumbuh 5,37 Persen Sepanjang 2025, Pemprov Optimistis Hadapi 2026
Ekonomi Jateng Tumbuh 5,37 Persen Sepanjang 2025, Pemprov Optimistis Hadapi 2026 (JatengNOW/Dok. Pemprov)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Menjelang akhir tahun 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatatkan kinerja positif di sektor ekonomi. Di tengah berbagai dinamika, termasuk kebijakan pemerintah pusat yang memangkas anggaran Transfer ke Daerah (TKD), pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tetap mampu melaju di atas rata-rata nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 5 November 2025, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada Triwulan III 2025 mencapai 5,37 persen secara year on year (YoY). Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di level 5,04 persen.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menjelaskan bahwa perekonomian Jawa Tengah ditopang oleh empat sektor utama. Industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi 33,43 persen, disusul sektor perdagangan sebesar 13,44 persen, pertanian 12,88 persen, serta konstruksi 11,82 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama perekonomian dengan kontribusi mencapai 60,64 persen.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebutkan, capaian tersebut merupakan hasil kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta berbagai pemangku kepentingan, termasuk Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah.
“Ini merupakan hasil perencanaan dan kerja kolaborasi dari seluruh stakeholder, baik pemerintah pusat, kabupaten/kota, maupun Bank Indonesia Jawa Tengah,” ujar Ahmad Luthfi saat menghadiri kegiatan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Senin (22/12/2025).
Pertumbuhan ekonomi tersebut turut berdampak positif terhadap realisasi investasi. Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah mencatat, realisasi investasi sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai Rp66,13 triliun. Investasi tersebut menyerap sebanyak 326.462 tenaga kerja, menjadikan Jawa Tengah sebagai daerah dengan penyerapan tenaga kerja tertinggi kedua di Pulau Jawa.
Menurut Luthfi, investasi memegang peranan krusial dalam pembangunan daerah. Ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan APBD dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“APBD dan PAD hanya sekitar 15 persen, sementara 85 persen pembangunan ditopang oleh investasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Karena itu, kami mengedepankan konsep collaborative government,” jelasnya.
Selain mendorong investasi, Pemprov Jateng juga berkomitmen menjaga kepastian berusaha melalui layanan perizinan yang cepat, transparan, dan berbasis digital. Peningkatan kualitas sumber daya manusia turut menjadi perhatian melalui pelatihan vokasi, link and match pendidikan dengan industri, serta pengembangan keterampilan tenaga kerja.
Upaya tersebut juga diiringi dengan pengembangan kawasan industri dan pembukaan kawasan ekonomi baru di berbagai daerah, guna memperluas pemerataan investasi di Jawa Tengah.
Berbagai langkah strategis tersebut membuahkan apresiasi. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan Pioneer of Economic Empowerment dalam ajang Indonesia Kita Award 2025, yang diterima langsung oleh Gubernur Ahmad Luthfi di Jakarta pada 10 November 2025.
Dampak positif pertumbuhan ekonomi juga tercermin dari penurunan angka kemiskinan. Data BPS Jawa Tengah mencatat, persentase penduduk miskin turun dari 9,58 persen pada September 2024 menjadi 9,48 persen pada Maret 2025.
Menatap tahun 2026, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko, menyampaikan bahwa Jawa Tengah berada pada fase pemulihan sekaligus transformasi struktural ekonomi.
Ia menegaskan, industri pengolahan tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi, sementara sektor pertanian berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan dan stabilitas inflasi.
“Industri pengolahan dan pertanian menjadi sektor prioritas pembangunan Jawa Tengah karena keduanya memiliki peran strategis dalam struktur ekonomi daerah,” ujar Sujarwanto saat membuka BIG Conference di Semarang, Senin (8/12/2025).
Namun demikian, Pemprov Jateng tetap mewaspadai tantangan global, fluktuasi harga pangan, serta ketersediaan bahan baku. Oleh karena itu, strategi ke depan diarahkan pada penguatan kawasan industri, percepatan investasi berbasis teknologi dan industri hijau, modernisasi pertanian, serta peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan vokasi dan pelatihan kerja.
Dengan berbagai langkah tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah optimistis mampu menjaga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan pada tahun 2026. (jn02)
