Mantan Tenaga Ahli Komunikasi Presiden Nilai Ganjar Lebih Unggul di Debat Capres Ketiga
SOLO, JATENGNOW.COM – Pengajar Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Jakarta, Agustinus Rahardjo menilai penampilan calon presiden (capres) 03 Ganjar Pranowo pada debat capres ketiga, Minggu (7/1/2024) akan menjadi perbincangan publik secara luas dan cukup lama. Setidaknya, kata dia, hingga sepekan kedepan, saat berlangsung debat keempat yang mempertemukan para cawapres.
Tenaga Ahli Komunikasi Kantor Staf Presiden (KSP) 2016-2019 ini menuturkan, secara substansi pada debat ketiga ini Ganjar diuntungkan dengan tiga hal. Pertama, karena tampak sekali ‘head to head’ gesekan antara Prabowo dan Anies dalam banyak kesempatan. Keduanya saling sindir, saling serang, dan saling merendahkan.
“Secara show bagus, karena namanya debat harus menarik ya. Tapi secara kesantunan politik, mereka (Prabowo dan Anies) nampak melemahkan diri sendiri. Apalagi dengan adegan penutup tak mau bersalaman di antara keduanya,” kata pria yang akrab disapa Jojo ini, Senin (8/1/2024).
Kemudian, yang kedua adalah pernyataan Prabowo yang tiga kali mengatakan sependapat dengan Ganjar. Pernyataan Prabowo menjadi nilai tambah tersendiri karena menunjukkan kuatnya argumentasi Ganjar.
“Saya kok banyak setuju dengan Pak Ganjar ya, kalau benar, masuk akal, saya setuju. Kalau ngomong, ngomong, ngomong ya kumaha,” kata Prabowo.
“Sekali lagi saya harus mengatakan saya kok banyak sependapat dengan Pak Ganjar,” kata Prabowo soal penanganan tumpeng tindih sektor keamanan.
“Saya kok lagi-lagi setuju dengan Pak Ganjar. Jangan-jangan guru kita, buku kita sama Pak Ganjar,” kata Prabowo saat Ganjar juga berpandangan agar berhati-hati dalam berhutang “no usang, no utang”.
Padahal, lanjut akademisi yang karib disapa Jojo ini, secara senioritas dan pengalaman di bidang politik hukum dan keamanan (polhukam) ada pada sosok Prabowo. Bahkan, sebelum debat dimulai, disebutkan bahwa tema debat ketiga ini sangat ‘Prabowo banget’.
Ketiga, secara materi debat, Ganjar unggul karena terus menyampaikan program-program unggulannya berkali-kali. Misalnya Garda Samudra, penguatan badan siber, duta besar krisis iklim, zero toleransi kecelakaan alutsista, anggaran pertahanan dua persen dari PDB, serta peningkatan profesionalisme kepolisian.
“Sebagai anak polisi rendahan, menjadi sangat engaged Ketika Ganjar menekankan beasiswa kuliah untuk anak prajurit dan Bhayangkara serta meningkatkan kesejahteraan keluarga TNI/Polri,” jelasnya.
Jaket Bomber Produk Lokal
Dari debat ketiga, ia juga melihat keunggulan soft campaign Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang menurutnya luar biasa. Antara lain, strategi outfit yang menarik perhatian.
“Sangat variatif dan memancing news value tersendiri, setelah pada debat perdana pakai setelan putih, debat kedua menggunakan baju adat Rote-Madura lalu berganti kemeja ‘Sat Set’, kali ini Ganjar-Mahfud menyesuaikan tampilan dengan tema debat terkait pertahanan, militer, hubungan internasional, dan geopolitik,” paparnya.
Dalam debat ketiga, Ganjar-Mahfud tampil dengan jaket bomber a’la film “Top Gun” yang diparodikan menjadi “Top Gan,” sebagaimana slogan-slogan kampanyenya memakai diksi ‘Lanjut Gan’. Seperti penampilan pada debat capres-cawapres sebelumnya, Ganjar-Mahfud mengenakan produk-produk lokal sebagai bentuk dukungan kepada ekonomi kerakyatan agar terus berdaya saing.
Jaket Bomber itu dilengkapi patch yang menggambarkan program unggulan Ganjar-Mahfud di bidang Pertahanan dan Geopolitik, seperti Modernisasi Pertahanan SAKTI, Prajurit Sejahtera, Sistem Pertahanan 5.0, Kuliah Gratis untuk Anak Prajurit dan Bhayangkara, Berperan Sentral Menata Dunia Baru, Geopolitik Progresif, hingga Perjanjian Internasional untuk 100 persen Kepentingan Nasional.
“Ini saja sudah memikat publik sebelum memasuki panggung debat, dibandingkan outfit jas hitam dalaman putihnya Anies dan seragam monoton biru lautnya Prabowo,” ujar Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga ini.
Menurut Jojo, secara umum, debat ketiga ini menjadi milik Ganjar Pranowo. Ia dinilai berhasil memanfaatkan momentum debat untuk menyampaikan program-program unggulannya dan mengkritik lawan politiknya secara elegan. (jn02)