Debat Capres, Pengamat: Ganjar Paling Menguasai Permasalahan dan Solutif Nyata
Gagasan Ganjar-Mahfud menjadi solusi konkret atas berbagai persoalan yang dikeluhkan rakyat, mulai dari sektor tenaga kerja, pendidikan hingga kesehatan.

Debat Capres, Pengamat: Ganjar Paling Menguasai Permasalahan dan Solutif Nyata. (jatengNOW/dok)
JAKARTA, JATENGNOW.COM – Pengamat kebijakan publik dari Universitas Slamet Riyadi, Farco Siswiyanto Raharjo, memperhatikan debat kelima atau debat pamungkas yang digelar KPU, Minggu (4/2/2024) di JCC Senayan, Jakarta.
Ia menilai Ganjar Pranowo menjadi calon presiden (capres) yang paling menguasai permasalahan dalam debat.
Menurutnya, capres nomor urut 03 ini mampu menjawab pertanyaan dari panelis ataupun pertanyaan dari dua capres lainnya secara komprehensif.
Gagasan Ganjar-Mahfud menjadi solusi konkret atas berbagai persoalan yang dikeluhkan rakyat, mulai dari sektor tenaga kerja, pendidikan hingga kesehatan.
“Seluruh gagasan yang disampaikan Ganjar bukan sekadar menawarkan aspek teoritis atau aspek yang bersifat angan-angan. Pak Ganjar Pranowo sebagai kandidat presiden nomor urut tiga, menyampaikan segala instrumen penyelesaian persoalan terkait kesejahteraan, pendidikan, kesehatan dengan hal yang bersifat konstruktif,” kata Farco.
Dia mencontohkan, misalnya terkait dengan isu kesehatan, Ganjar menyampaikan gagasannya tentang 1 Desa, 1 Faskes dan 1 Nakes. Menurutnya, Ganjar mengetahui apa yang sangat dibutuhkan secara konstruktif untuk masyarakat khususnya yang tinggal di wilayah, terluar tertinggal dan terdepan (3T).
“Nah, ini menjadi hal yang sangat solutif untuk menyesuaikan persoalan kesehatan. Selain itu, penanganan kesehatan yang sedang menjadi hal yang urgent terkait dengan stunting,” jelas Farco.
Dia setuju dengan cara Ganjar melihat persoalan stunting. Bahwa, penyelesaian masalah stunting bukan hanya sebatas pemenuhan makanan bergizi bagi anak. Namun, juga harus diperhatikan kondisi gizi anak semasa masih di dalam kandungan.
“Pemenuhan gizi sejak di dalam kandungan menjadi sebuah perhatian dan konsentrasi. Ini menjadi hal yang substantif bahkan sebelum pasangan itu akan menikah, maka dipastikan pemenuhan akan segala hal menuju dengan pernikahan baik itu fisiknya, kemudian kondisi psikisnya menjadi perhatian dan saya kira ini menjadi sebuah hal yang solutif yang ditawarkan oleh pasangan 03,” jelasnya.
Ia juga setuju dengan program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana yang digagas Ganjar untuk menyelesaikan persoalan pendidikan. Menurutnya, program tersebut bisa menjadi solusi menurunkan angka ketimpangan dan meningkatkan angka aksesibilitas terhadap pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu.
“Sehingga, dengan adanya 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan bagi keluarga miskin tersebut, sehingga keluarga yang hidup miskin dan anak yang menjadi sarjana tadi dapat menopang kehidupan keluarganya sehingga lebih sejahtera,” ujarnya.
Ganjar dalam debat, juga berkomitmen akan menghentikan liberalisasi pendidikan. Sehingga, ke depan pendidikan bukan lagi menjadi bisnis-oriented, tetapi service-oriented yang memastikan setiap warga negara mempunyai akses pada pendidikan tinggi.
Begitu juga dengan solusi konkret dalam mengatasi permasalahan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Ganjar Pranowo berkomitmen untuk melindungi dan memastikan pemenuhan hak para pekerja migran.
Ganjar-Mahfud akan memastikan keterjaminan WNI yang ada di luar negeri untuk mendapatkan akses pelindungan hukum yang jelas.
Caranya dengan memaksimalkan fungsi kolaboratif lintas sektoral policymaker atau pemangku kebijakan dari tingkat daerah hingga pemerintah pusat.
“Saya melihat kerja sama lintas sektoral yang ditawarkan, baik dari tingkat Pemda, hingga pemerintah pusat, baik itu kementerian luar negeri, kemudian kementerian tenaga kerja, saya merasa menjadi hal yang solutif untuk perlindungan tenaga kerja,” imbuhnya. (jn01)