September 19, 2024

AJI: Kecurangan Pemilu Kasat Mata Harus Dibuktikan Secara Valid

0

AJI: Kecurangan Pemilu Kasat Mata Harus Dibuktikan Secara Valid. (jatengNOW/dok)

JAKARTA, JATENGNOW.COM  – Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim menyebut bahwa demokrasi di Indonesia yang saat ini sedang berada di tepi jurang bisa direbut kembali dengan cara berkolaborasi untuk membuktikan kecurangan-kecurangan pemilu.

Hal itu dikatakan Sasmito saat acara diskusi bertema Seruan Kebangsaan Forum Lintas Generasi yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Senin 27 November 2023.

Dia menuturkan, para jurnalis, termasuk yang tergabung di dalam organisasi AJI akan mengawal dan berkomitmen untuk membongkar berbagai kecurangan pemilu.

Namun, media tidak bisa berjuang sendiri untuk membongkar berbagai taktik kecurangan di berbagai daerah.

“Karena itu, kami mengajak bapak-ibu, kawan-kawan semua, terutama teman-teman akademisi yang sebenarnya dalam sembilan tahun rezim Jokowi ini kita menunggu, mana suara akademisi? Karena banyak berbagai solusi yang sebenarnya bisa diberikan oleh teman-teman akademisi tapi ini sebenarnya tidak keluar dari akademisi, baik dari kampus-kampus. Solusi-solusi ini kita butuhkan,” katanya.

Dia mengatakan, kecurangan-kecurangan pemilu yang secara kasat mata dapat dilihat saat ini harus bisa dibuktikan secara valid. Oleh karenanya, AJI mengajak berbagai pihak yang mempunyai kepedulian terhadap nasib demokrasi di Indonesia untuk berkolaborasi dengan banyak pihak.

“AJI akan terbuka berkolaborasi dengan semua masyarakat sipil. Kita bisa membuat riset, penelitian bagaimana kecurangan-kecurangan ini bisa kita dokumentasikan dan tentu tidak hanya kita laporkan ke Bawaslu,” imbuhnya.

Selama ini, AJI sebagai lembaga pers yang selalu memperjuangkan demokrasi terus mengajak para akademisi, buruh, tani, nelayan untuk bersuara dan ikut memperjuangkan kembali demokrasi yang kini telah dirampok oleh rezim eksekutif, yudikatif, dan legislatif.

“Puncaknya adalah ketika Mahkamah Konstitusi digunakan oleh keluarga Jokowi untuk memberi tiket kepada Gibran sehingga bisa maju sebagai calon wakil presiden,” kata Sasmito dalam acara yang ditayangkan secara live di akun YouTube, Driyarkara School of Philosophy.

Oleh karenanya, seluruh masyarakat mempunyai kewajiban untuk memastikan agar demokrasi bisa direbut kembali dengan memastikan pemilu 2024 berlangsung jujur adil. Meskipun, beberapa waktu terakhir, kecurangan-kecurangan terjadi di mana-mana.

“Potensi-potensi kecurangan, secara kasat mata kita bisa jumpai di berbagai daerah. Bagaimana rezim ini mengkonsolidasikan TNI, Polri, aparatur desa, yang memang dibantah oleh rezim ini, tapi kita secara kasat mata melihat konsolidasi itu memang ya ditujukkan untuk pemilihan 2024,” katanya.

Untuk diketahui, acara diskusi yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara siang itu dihadiri sejumlah aktivis dan juga kalangan intelektual.

Di antaranya, Direktur Program Pascasarjan STFD Karlina Supelli, Ketua Dewan Pembina Nurcholish Madjid Society Omi Komaria Madjid. Guru Besar Antropologi Hukum UI Sulistyowati Irianto, Sastrawan dan Perupa Goenawan Mohamad, Ketua Senat Mahasiswa STFD Adrianus Lambu, Poros Anak Muda Sosia Politika Acep Jamaludin, Rublikpol UIN Jakarta Alan Pasaribu, aktivis Alif Iman Nurlambang, psikolog Tika Bisono, dan budayawan Franz Magnis Suseno.

Pada akhir acara juga dibacakan Seruan Jembatan Sorong dan penandatanganan pernyataan bersama oleh para peserta undangan yang hadir. (*)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *