Banjir Genangi Sumber dan Kaliori, BPBD Rembang Turun ke Lokasi dan Keluarkan Rekomendasi Perbaikan Drainase

0
IMG-20251028-WA0007

REMBANG, JATENGNOW.COM – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Rembang pada Minggu malam (26/10/2025) mengakibatkan sejumlah desa di Kecamatan Sumber dan Kaliori tergenang air. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Rembang, genangan disebabkan oleh limpasan air dari sungai dan area persawahan, serta buruknya sistem drainase di beberapa titik.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Rembang, Sri Jarwati, menjelaskan bahwa banjir terjadi di delapan desa, namun genangan air umumnya tidak berlangsung lama. “Banjir di Rembang hanya lewat, cepat surut. Nggak sampai dua-tiga jam sudah surut,” ujarnya, Senin (27/10/2025).

Banjir paling parah terjadi di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber, dengan ketinggian air mencapai sekitar 20 sentimeter. Air meluap akibat limpasan dari Embung Grawan dan area persawahan, sehingga lima rumah warga dan satu warung terdampak. Sementara di Desa Tunggulsari, Kecamatan Kaliori, sebanyak 44 Kepala Keluarga (KK) turut terdampak.

Di Desa Sumber, genangan terjadi di sekitar SMPN 1 Sumber dan Dukuh Bulaksempu karena sistem drainase tidak mampu menampung debit air hujan. BPBD merekomendasikan sejumlah langkah perbaikan.

“Rekomendasinya adalah pelebaran jembatan di selatan SMPN 1 Sumber, perbaikan gorong-gorong di Jalan Raya Sumber, serta pelebaran saluran pembuangan air menuju sungai utama,” terang Sri Jarwati.

Selain itu, Desa Logung mengalami luapan air sungai hingga 100 meter dari bibir sungai akibat penyempitan dan pendangkalan, meski tidak ada rumah warga terdampak. Di Desa Kedungtulup, satu rumah dilaporkan tergenang, sementara di Desa Megulung, empat rumah warga terendam air setinggi 30 sentimeter. BPBD merekomendasikan perbaikan drainase lingkungan, pembuatan bak kontrol, dan jalur pembuangan baru di wilayah tersebut.

Untuk wilayah Kecamatan Kaliori, genangan air juga melanda beberapa desa. Di Desa Pengkol, tujuh rumah terdampak akibat aliran air tersumbat oleh tumpukan bambu di bawah jembatan. Sedangkan di Desa Wiroto, 12 rumah terendam karena penyempitan alur sungai dan limpasan dari sawah. Genangan juga muncul di Desa Sambiyan akibat sistem drainase yang tidak tersambung ke saluran utama.

Menurut Sri Jarwati, penyebab utama banjir di Rembang adalah penyempitan dan pendangkalan sungai serta alih fungsi lahan di daerah tangkapan air. Ia menambahkan bahwa peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG perlu diwaspadai karena wilayah Jawa Tengah kini memasuki awal musim penghujan.

“Beberapa hari terakhir terdapat peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Karena ini masih awal musim penghujan, potensi banjir masih bisa terjadi,” ujarnya.

BPBD mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama menjaga saluran air agar tidak tersumbat. “Kerja bakti membersihkan lingkungan itu kunci utama mencegah banjir,” tegas Sri Jarwati.

Senin pagi, Bupati Rembang H. Harno bersama Wakil Bupati M. Hanies Cholil Barro’ langsung menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah camat untuk membahas kondisi banjir dan langkah mitigasi di daerah rawan bencana. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *