Cegah PMK, Pemkab Temanggung Gencarkan Desinfeksi di Pasar Hewan
TEMANGGUNG, JTAENGNOW.COM – Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) melakukan langkah preventif untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di wilayahnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah desinfeksi dan dekontaminasi di Pasar Hewan Kranggan, menyusul temuan 73 kasus PMK pada ternak.
Kepala DKP3 Temanggung, Joko Budi Nuryanto, menjelaskan bahwa langkah desinfeksi dan dekontaminasi dilakukan sebagai prosedur standar di semua pasar hewan untuk mencegah penularan lebih lanjut. Kasus PMK yang terdeteksi melibatkan 73 ekor ternak yang kini sedang dalam proses pengobatan dan pemantauan.
“Ini adalah upaya biosecurity yang kami utamakan. Selain itu, petugas juga memperketat pengawasan terhadap lalu lintas hewan,” ujar Joko, Kamis (9/1/2025).
Kasus PMK tersebut tersebar di 11 dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung, antara lain Kecamatan Tretep, Candiroto, Jumo, Ngadirejo, Parakan, Kedu, Bejen, Tlogomulyo, Kaloran, Kranggan, dan Pringsurat. Kecamatan-kecamatan ini sementara dikategorikan sebagai zona merah.
Joko menambahkan bahwa pihaknya juga fokus pada dekontaminasi kandang serta peralatan yang digunakan dalam penanganan hewan. Petugas yang menangani ternak dengan gejala PMK diwajibkan mengganti perlengkapan sebelum beralih ke hewan lain. Selain itu, semua kejadian dilaporkan melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Indonesia.
Kepala UPT Pasar Hewan, Antik Choriyah, menyebutkan bahwa populasi sapi di Temanggung mencapai 19.800 ekor. Vaksinasi gratis telah dilakukan bagi peternak kecil, sementara peternak besar melaksanakan vaksinasi secara mandiri.
“Rentang vaksinasi berlangsung setiap enam bulan. Kami juga rutin melakukan desinfeksi di pasar hewan dan kendaraan yang mengangkut ternak, untuk memastikan tidak ada penularan PMK,” jelas Antik.
Antik menambahkan bahwa kasus PMK yang ditemukan pada tahun ini hanya melibatkan sapi, berbeda dari tahun lalu yang juga mencakup kerbau, kuda, dan kambing. Ia berharap lonjakan kasus dapat dicegah dan situasi segera terkendali.
Berdasarkan penelusuran, sapi yang terpapar PMK diketahui berasal dari Sukorejo, bukan dari wilayah asli Temanggung. Langkah-langkah intensif ini diharapkan dapat memutus rantai penyebaran virus dan menjaga kesehatan ternak di Kabupaten Temanggung. (jn02)