Debat Pilgub Jateng: Ahmad Luthfi Kritik Solusi Internet Andika, Soroti Masalah Nelayan di Wilayah Timur
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Debat Pilkada Jawa Tengah 2024 kembali menghangat ketika calon gubernur Ahmad Luthfi dari pasangan nomor urut dua menantang calon lain, Andika Perkasa, terkait solusi untuk desa-desa di wilayah timur Jawa Tengah yang minim fasilitas. Menyoroti keberadaan 7.810 desa dan 753 kelurahan di provinsi tersebut, Luthfi bertanya soal rencana Andika dalam meningkatkan kesejahteraan warga yang tinggal di daerah terpencil.
Andika menjawab bahwa pemenuhan akses internet di seluruh desa menjadi prioritasnya, terutama mengingat penetrasi internet saat ini baru mencapai 82 persen di Jawa Tengah, masih tertinggal dari rata-rata nasional. Ia menyebut penggunaan satelit seperti Telkom Mangosky dan Starlink untuk menghubungkan desa-desa di area blackspot sebagai solusinya.
Namun, jawaban ini segera mendapat tanggapan kritis dari Luthfi. Menurutnya, meski akses internet penting, ada persoalan yang lebih mendesak di wilayah timur, seperti di Desa Temparak, yang dihuni mayoritas nelayan.
“Ada hal yang menggelitik dari 7.810 desa, bahwa blackspot di 102 desa itu bisa terpenuhi dengan internet. Tapi bagaimana dengan desa-desa di ujung timur Jateng? Di sana ada Desa Temparak yang isinya nelayan,” ujarnya dalam debat di Marina Convention Center Semarang, Rabu (30/10/2024).
Luthfi menyebut bahwa kebutuhan utama nelayan bukanlah internet, melainkan solusi untuk masalah yang memengaruhi penghidupan mereka sehari-hari. Nelayan di daerah tersebut, katanya, menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pendangkalan muara yang menghambat aktivitas melaut hingga harga jual ikan yang rendah. Luthfi mencontohkan harga ikan kembung yang hanya dihargai Rp 3.000 per kilogram sebagai salah satu masalah yang memerlukan perhatian pemerintah.
“Apa yang lebih dibutuhkan adalah pemimpin yang memahami setiap masalah di lapangan,” tegas Luthfi. Ia menekankan bahwa seorang pemimpin tidak perlu memiliki gagasan canggih, tetapi harus turun langsung dan memahami permasalahan riil yang dihadapi masyarakat.
Luthfi juga menyebutkan bahwa para nelayan tidak hanya menghadapi persoalan alam, tetapi juga kendala ekonomi, seperti tingginya biaya bahan bakar solar dan sulitnya mengakses pasar dengan harga jual yang adil. Ia mengusulkan agar pemerintah daerah tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi digital, tetapi juga solusi yang komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di seluruh lapisan.
Menurut Luthfi, peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak cukup dengan infrastruktur digital semata, tetapi juga harus menyentuh kebutuhan dasar seperti akses bahan bakar, pasar, dan kondisi lingkungan yang mendukung. Ia menegaskan bahwa hal ini akan menjadi prioritas utamanya untuk Jawa Tengah yang lebih inklusif dan sejahtera, terutama bagi masyarakat di daerah pesisir yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. (jn02)