Debat Pilkada Solo: Paslon Soroti Ketahanan Pangan, Bambang ‘Gage’ Fokus Tanaman Pangan, Astrid Fokus Teknologi Inovatif
SOLO, JATENGNOW.COM – Debat Pilkada Solo 2024 menghadirkan ide-ide baru untuk meningkatkan ketahanan pangan di kota dengan keterbatasan lahan seperti Solo. Dalam debat yang berlangsung di Sunan Hotel Solo pada Kamis malam (31/10/2024), kedua pasangan calon (Paslon) memaparkan program yang mereka usung untuk memperkuat ketahanan pangan melalui inovasi dan pemberdayaan masyarakat.
Paslon nomor urut 1, yang diwakili oleh Bambang ‘Gage’ Nugroho, menekankan pentingnya kolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menyosialisasikan teknologi tepat guna kepada masyarakat, khususnya melalui kelompok ibu-ibu PKK.
“Kami akan menggandeng ibu-ibu PKK dalam program ‘Satu Rumah Lima Tanaman Pangan’ untuk membantu ekonomi keluarga sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal,” ujar Bambang ‘Gage’.
Program ini bertujuan memanfaatkan lahan rumah tangga untuk menanam tanaman pangan, yang dapat meningkatkan ketahanan pangan keluarga sekaligus menghemat biaya rumah tangga.
Paslon nomor 1 juga mengusulkan penelitian tanaman sesuai karakteristik tiap wilayah Solo, seperti bantaran sungai atau area tengah kota.
“Kami akan menyediakan bantuan bibit dan melakukan riset tentang tanaman yang cocok di tiap kelurahan. Harapannya, tiap wilayah dapat mengembangkan tanaman khas yang tidak hanya berfungsi sebagai sumber pangan, tetapi juga menjadi daya tarik wisata dan edukasi bagi anak-anak,” jelas Bambang.
Sementara itu, Paslon nomor urut 2, yang diwakili Astrid Widayani, menawarkan pendekatan inovatif berbasis teknologi. Astrid, mantan rektor yang memiliki latar belakang pendidikan, menekankan pentingnya urban farming di Solo serta pengoptimalan teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas.
“Pengembangan teknologi, seperti penggunaan drone untuk penyebaran pupuk dan aplikasi berbasis pertanian yang menghubungkan produk pangan dengan marketplace, sangat diperlukan untuk mengoptimalkan ketahanan pangan,” ujar Astrid.
Ia juga menggarisbawahi pemanfaatan Solo Technopark sebagai pusat riset pertanian untuk mendorong inovasi di sektor ini.
Menurut Astrid, pemanfaatan lahan perkotaan melalui urban farming dapat menjadi solusi bagi Solo untuk tidak hanya bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. “Solo harus mampu menciptakan teknologi dan aplikasi digital baru untuk meningkatkan produktivitas pertanian perkotaan,” tambahnya.
Debat kali ini memperlihatkan perbedaan pendekatan dari kedua paslon dalam mengatasi isu ketahanan pangan: Paslon nomor 1 dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat dan penelitian tanaman lokal, sementara Paslon nomor 2 dengan optimalisasi teknologi dan urban farming. Kedua pasangan optimis bahwa Solo mampu mencapai kemandirian pangan yang berkelanjutan melalui sinergi antara inovasi teknologi dan pemberdayaan masyarakat lokal. (jn02)