Demo di Solo, Tuntut Pengusutan Kasus Fufufafa dan Pertanggungjawaban Jokowi, Pengamat: Mereka Lupa, Jokowi Dicintai dan Disambut Jutaan Warga

0
WhatsApp-Image-2024-11-06-at-18.10.08_a4580eab

Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok 212, ARB, dan Emak-emak, berkumpul di depan Balaikota Surakarta pada Selasa siang (5/11/2024) (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok 212, ARB, dan Emak-emak, berkumpul di depan Balaikota Surakarta pada Selasa siang (5/11/2024) untuk menggelar aksi demonstrasi. Aksi ini dilaksanakan untuk menuntut akuntabilitas pemerintah, dengan dua tuntutan utama yang disampaikan oleh Koordinator Aksi, Muhammad Syafi, dari elemen 212 Kabupaten Klaten.

“Sudah 10 tahun Jokowi menjadi Kepala Negara, dan menurut kami banyak sekali hal yang dilanggar. Maka saat ini tuntutan kami hanya dua,” ujar Syafi kepada wartawan.

Tuntutan pertama adalah untuk mengadili Presiden Jokowi atas apa yang telah ia lakukan selama kepemimpinan, agar dapat dipertanggungjawabkan. Tuntutan kedua adalah pengusutan lebih lanjut terhadap kasus akun “Fufufafa”, yang dianggap sudah lama menjadi polemik publik namun belum ada tindakan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

“Jejak digital kasus ini mudah sekali untuk diusut dan ditelusuri, namun kenapa Kominfo belum bertindak? Apakah ada pengkhianatan di dalam tubuh pemerintahan?” tambah Syafi.

Ia menganggap lambannya respons pemerintah terhadap kasus tersebut sebagai tanda adanya masalah dalam pengelolaan kepercayaan publik.

Syafi juga mengingatkan agar para penegak hukum dapat menjalankan tugas mereka dengan sebaik-baiknya, sehingga masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara yang ada.

Ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kelompok 212, ARB, dan Emak-emak, berkumpul di depan Balaikota Surakarta pada Selasa siang (5/11/2024) (JatengNOW/Dok)

“Kami berharap kepercayaan masyarakat, khususnya warga Solo Raya, terhadap aparat penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan tidak disalahgunakan,” ujarnya.

Meski aksi ini menggema di kalangan sejumlah elemen masyarakat, pro-kontra terhadap kepemimpinan Jokowi sudah sering terjadi. Namun, mayoritas masyarakat tetap memberikan dukungan terhadap kinerja Presiden Jokowi.

Hal ini terbukti saat kepulangan Jokowi pada Minggu (20/10) lalu, ketika jutaan masyarakat menyambut kedatangannya dengan meriah. Lautan manusia tampak mengiringi Jokowi mulai dari Bandara Adi Sumarmo hingga kediaman pribadinya di Sumber, Banjarsari. Tak hanya masyarakat Solo Raya, namun juga dari berbagai daerah di Indonesia yang sengaja datang jauh-jauh untuk menyambut mantan Presiden tersebut.

Mengomentari hal ini, Pengamat Sosial dan pemimpin Amir Mahmud Center, Amir Mahmud, menyampaikan bahwa demonstrasi semacam ini adalah bagian dari dinamika demokrasi. Namun, ia mengingatkan agar pemerintah tetap bijaksana dalam menanggapi aksi-aksi yang kontra terhadap Jokowi.

“Penyambutan Jokowi yang gegap gempita menunjukkan adanya kecintaan masyarakat, meskipun ada juga kelompok yang kontra,” ujar Amir.

Amir juga menekankan pentingnya kesadaran bersama untuk menjaga stabilitas, terutama di Solo, agar tidak terjadi kegaduhan politik yang berkelanjutan.

“Kita tidak ingin ada huru-hara lagi di Solo. Harus ada kesadaran untuk menjaga kedamaian, terutama dalam menghadapi dinamika politik yang sifatnya sementara,” tambahnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *