Demo Gejayan Memanggil Kembali, Mahasiswa Gelar Aksi Teatrikal Pancung ‘Jokowi’

Demo Gejayan Memanggil Kembali, Mahasiswa Gelar Aksi Teatrikal Pancung 'Jokowi' (JatengNOW/Dok)
YOGYAKARTA, JATENGNOW.COM – Ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta menggelar aksi demonstrasi ‘Gejayan Memanggil Kembali’ pada hari Senin (12/2/2024). Aksi ini diwarnai dengan berbagai tuntutan, termasuk penyelamatan demokrasi dan perlawanan terhadap praktik dinasti politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Salah satu momen yang menarik perhatian adalah aksi teatrikal menghukum pancung ‘Jokowi’ sebagai simbolisasi perlawanan terhadap rezim pemerintahannya. Massa peserta aksi membawa replika guillotine atau alat pancung di atas mobil komando. Seorang peserta aksi yang mengenakan topeng Jokowi kemudian masuk ke dalam lubang guillotine.
Massa menuntut Jokowi dan para kroni-kroninya diadili atas segala perbuatannya selama menjalankan fungsi sebagai kepala negara. Mereka bersorak riang ketika pisau pancung dilepas dan mengenai leher pemeran Jokowi.
“Adili, adili, adili,” pekik massa.
Massa pun bersorak kencang ketika pisau pancung dilepas dan mengenai leher pemeran Jokowi. Pemeran Jokowi nampak kesakitan dan diam sejenak mewujudkan bahwa dia telah mati.
“Kami membawa replika guillotine dalam aksi hari ini yakni sebagai simbolisasi hukum pancung bagi rezim yang melanggengkan nepotisme, keserakahan, dan patriarki,” ucap Sana Ulaili, Humas Jagad.
Dalam aksi itu, massa menyerukan sejumlah tuntutannya. Pertama, meminta UU Pemilu dan UU Parpol direvisi oleh badan independen.
“Karena menurut kami, uu pemilu dan uu parpol saat ini sangat cacat karena diatur sistem yang sangat-sangat jauh dari kata demokrasi yaitu sistem oligarki,” ucap Imam Maulana, Humas Jagad lainnya.
Tuntutan selanjutnya, massa meminta agar presiden Jokowi dan para kroninya diadili. Keempat, mereka menuntut kaum intelektual dan budayawan yang melanggengkan politik dinasti untuk segera meminta maaf.
“Kami menuntut permintaan maaf kaum intelektual dan budayawan yang melanggengkan politik dinasti,” kata Imam.
Mereka juga mendesak Jokowi menyetop politisasi bantuan sosial di masa pemilu ini. Selanjutnya, cabut UU Cipta Kerja dan Minerba. Lalu, hentikan perampasan tanah yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
“Kemudian hentikan operasi militer, tuntaskan (penanganan) pelanggaran HAM dan berikan hak menentukan nasib sendiri bagi bangsa West Papua. Kemudian hentikan kriminalisasi terhadap pejuang lingkungan dan demokrasi,” kata Imam.
“Jalankan pengadilan ham dan pendidikan gratis bagi seluruh warga Indonesia. Kemudian segerakan sahkan UU pekerja rumah tangga,” pungkasnya. (jn02)