DPC Gerindra Solo Tegas Tolak Rencana Budi Arie Bergabung: Relawan dan Partai Itu Berbeda

0
thumb_1755676781_7

Mantan Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (JatengNOW/Dok. kop.go.id)

SOLO, JATENGNOW.COM – Rencana Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi, untuk bergabung ke Partai Gerindra mendapat penolakan tegas dari DPC Gerindra Kota Solo. Mereka menilai langkah tersebut berpotensi mengganggu stabilitas dan tatanan internal partai.

Ketua DPC Partai Gerindra Kota Solo, Ardianto Kuswinarno, menegaskan bahwa pihaknya tidak setuju jika Budi Arie maupun anggota Projo masuk ke struktur partai. Menurutnya, Gerindra memiliki basis kader militan yang sudah terbentuk kuat tanpa perlu tambahan dari kelompok eksternal.

“Kalau Solo sendiri sama, kita juga tidak begitu bisa menerima. Kami sebagai kader tidak bisa menerima baik itu Pak Budi Arie maupun anggota Projo bergabung ke Gerindra. Karena kita sudah punya kader militan — bahkan melebihi Projo malahan,” ujar Ardianto, Selasa (11/11/2025).

Ardianto menilai bahwa perbedaan karakter antara relawan dan partai politik dapat menimbulkan gesekan di tubuh Gerindra. Ia menegaskan, Gerindra dibangun berdasarkan sistem organisasi dan disiplin yang tertuang dalam AD/ART, sedangkan kelompok relawan seperti Projo cenderung bebas dan tidak terikat struktur partai.

“Kalau nanti Budi Arie masuk, bisa merusak tatanan partai. Karena dia sudah punya pola pemikiran yang berbeda dengan AD/ART Partai Gerindra. Dia merasa punya power yang sangat tinggi, akhirnya masuk ke Gerindra, itu nanti malah merusak. Level relawan dan partai berbeda,” tegasnya.

Menurut Ardianto, kader Gerindra di Solo telah menunjukkan loyalitas dan konsistensi dalam mendukung perjuangan Ketua Umum Prabowo Subianto sejak awal berdirinya partai. Ia khawatir masuknya sosok eksternal justru akan menimbulkan rasa tidak adil di kalangan kader yang sudah lama berjuang.

“Kader-kader kita ini sudah terbukti loyal dan konsisten mendukung perjuangan Pak Prabowo dari awal. Jangan sampai semangat itu rusak karena ada orang luar yang tiba-tiba ingin masuk dengan membawa pengaruhnya sendiri,” tambahnya.

Ia juga menegaskan bahwa pandangan ini merupakan aspirasi mayoritas kader di Solo, meskipun belum menjadi sikap resmi partai.

“Ini baru pandangan saya sendiri, tapi kalau saya menolak, otomatis seluruh kader di Solo menolak. Karena kami satu suara,” jelasnya.

Ardianto menilai Gerindra tidak kekurangan sosok potensial dari dalam partai sendiri. Ia menilai lebih baik partai memperkuat kaderisasi daripada menerima figur luar yang belum tentu memahami nilai-nilai perjuangan Gerindra.

“Gerindra punya sistem kaderisasi yang jelas. Kita bukan partai yang dibangun dengan kekuatan relawan, tapi dengan disiplin organisasi. Jadi kalau tiba-tiba relawan masuk, apalagi yang pemikirannya berbeda, itu bisa mengganggu stabilitas internal partai,” ujarnya.

Ia berharap DPP Gerindra tetap berpegang teguh pada prinsip dan garis ideologi partai. Menurutnya, keputusan besar seperti penerimaan tokoh eksternal sebaiknya dipertimbangkan dengan matang agar tidak menimbulkan perpecahan di internal.

“Kami percaya Pak Prabowo sangat bijak. Beliau pasti tahu mana yang bisa memperkuat partai dan mana yang justru berpotensi melemahkan. Kami di bawah hanya ingin menjaga semangat perjuangan dan kekompakan kader,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *