September 19, 2024

Dua Gajah di Solo Safari Mati dalam Rentang Tiga Bulan, Begini kata Dirut TSTJ

0

Ilustrasi | Gajah di kebun binatang (JatengNOW/Dok. InstockPhoto)

SOLO, JATENGNOW.COM – Dua gajah di Kebun Binatang Solo Safari dilaporkan mati dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Gajah pertama bernama Inova meninggal pada akhir Mei 2024, sedangkan gajah kedua bernama Manohara tutup usia pada pertengahan Agustus 2024.

Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Ahmad Syukri Prihanto, menyatakan bahwa kematian kedua gajah tersebut diduga terkait dengan beberapa faktor, di antaranya kesejahteraan satwa, penyakit, dan kondisi pakan. Setelah dilakukan observasi mendalam, diketahui bahwa kedua gajah tersebut meninggal akibat penyakit.

“Inova mati karena infeksi hati, sedangkan Manohara meninggal akibat Elephant Endotheliotropic Herpesviruses (EEHV),” jelas Ahmad saat dihubungi oleh awak media pada Senin (2/9/2024).

Ia menambahkan bahwa diagnosis untuk Manohara diperoleh dari hasil uji laboratorium di Pusat Studi Satwa Primata IPB Bogor, sedangkan penyebab kematian Inova dikonfirmasi melalui hasil Post Mortem yang dilakukan oleh Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Ahmad juga menjelaskan bahwa kedua gajah tersebut merupakan satwa milik negara yang dititipkan di Solo Safari. Sebelum menjadi bagian dari koleksi Solo Safari, Inova berasal dari Taman Safari Bogor, sedangkan Manohara merupakan koleksi asli TSTJ.

Sebagai langkah antisipasi, tim medis juga melakukan pemeriksaan terhadap dua gajah lain yang masih hidup di Solo Safari, mengingat Manohara meninggal akibat virus EEHV. “Hasil uji pada dua gajah yang masih hidup menunjukkan kondisi kesehatan yang baik dan negatif dari virus,” ungkap Ahmad.

Untuk mencegah kejadian serupa, Solo Safari telah melakukan evaluasi menyeluruh. Dua langkah utama yang telah diambil adalah peningkatan jumlah tim medis dengan menambah dokter hewan spesialis satwa liar, khususnya untuk memantau kondisi gajah, serta meningkatkan pengawasan terhadap kondisi lingkungan dan kualitas pakan, mengingat cuaca panas dapat memengaruhi kesehatan satwa.

“Kami memastikan bahwa pakan yang diberikan selalu segar dan memenuhi standar kesejahteraan satwa,” pungkas Ahmad. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *