Edukasi Masyarakat Jadi Kunci Penurunan Stunting, Bukan Sekadar Pemberian Makanan Tambahan

0

Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Magelang. (JatengNOW/Dok)

MAGELANG, JATENGNOW.COM – Permasalahan stunting di Jawa Tengah tidak bisa diatasi hanya dengan pemberian makanan tambahan (PMT). Hal ini ditegaskan oleh Ketua Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPKMI), Anung Sugihantono, dalam Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Magelang.

Menurut Anung, edukasi masyarakat tentang gizi, perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemenuhan sarana prasarana jauh lebih penting dalam memerangi stunting.

“Edukasi tentang gizi, pengasuhan anak, dan pola hidup bersih dan sehat jauh lebih penting daripada sekadar memberikan PMT,” kata Anung.

Dalam edukasi gizi, masyarakat perlu memahami tiga hal: memilih, mengolah, dan menyajikan makanan bergizi. Anung mencontohkan, jika masyarakat diberi uang Rp50 ribu untuk belanja, edukasi perlu diberikan agar mereka memilih makanan yang bergizi dan bukan rokok atau makanan instan.

Selain itu, edukasi tentang cara mengolah dan menyajikan makanan yang bergizi dan higienis juga penting. Anung menekankan bahwa setiap anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, sehingga intervensi PMT harus dilakukan secara individual.

“Lebih baik mendidik pengelola warung tentang gizi, cara masak yang benar, dan higiene sanitasi makanan. Libatkan tenaga kesehatan dan organisasi profesi,” tegas Anung.

Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jateng Ema Rachmawati, mengatakan bahwa fokus penurunan stunting tidak hanya pada anak yang berisiko stunting, tetapi juga pada pencegahan lahirnya anak stunting.

“Yang akan diintensifkan justru mencegah lahirnya anak stunting, dengan mengintensifkan intervensi pada kelompok sasaran remaja wanita, calon pengantin (catin), wanita usia subur, ibu hamil, ibu nifas, serta anak di bawah usia dua tahun,” kata Ema.

Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting juga digelar di Purwokerto pada tanggal 20 Februari 2024, dengan peserta dari eks-Karesidenan Banyumas.

Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih berharap kegiatan ini dapat memperkuat komitmen dan sinergi antar pihak terkait dalam menurunkan angka stunting di Jawa Tengah.

“Kami percaya, dengan komitmen dan kerja bersama, angka prevalensi stunting akan dapat kita turunkan,” tandas Eka. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *