Eksplorasi Ekowisata Kebumen: Kopi Mangrove hingga Budidaya Kepiting
KEBUMEN, JATENGNOW.COM – Peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komite Nasional Geopark Indonesia (KNGI) menikmati eksplorasi potensi geopark dan ekowisata di Kebumen, Jawa Tengah, pada Jumat (6/12/2024). Salah satu agenda kunjungan adalah ke Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) Hutan Mangrove Muara Kali Ijo, Desa Ayah, yang dikenal dengan berbagai produk berbasis mangrove.
Basri, peserta Rakornas asal Geopark Natuna, mencoba kopi unik berbahan biji mangrove untuk pertama kalinya.
“Rasanya khas, di tengah-tengah antara asam dan pahit. Sangat enak,” ungkapnya.
Selain itu, Basri juga mencicipi kudapan berbahan dasar mangrove dan mengamati budidaya kepiting yang dikelola masyarakat setempat.
Menurut Sodikin, petani budidaya kepiting di KEE, usaha ini dilakukan bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Pansela. Kepiting yang dibesarkan di kawasan mangrove dijual dengan harga Rp 120 ribu per kilogram pada hari biasa dan Rp 150 ribu saat liburan atau hari besar.
Dwi Aryoga Gautama, perwakilan panitia Rakornas KNGI, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan mempelajari potensi geopark Kebumen, termasuk konservasi mangrove di Muara Kali Ijo. Mangrove dinilai penting sebagai ekosistem laut terdepan yang berperan dalam isu karbon, industri perikanan, dan penyediaan sumber daya ikan.
Selain itu, peserta juga mengunjungi tempat konservasi penyu di Pantai Kembar Terpadu. Di lokasi ini, mereka melihat langsung upaya pelestarian spesies laut, seperti penyu, yang menjadi bagian penting dari geopark.
Relawan konservasi penyu, Zahra Asyifa, mengungkapkan bahwa masih ada tantangan dalam membangun kesadaran masyarakat, terutama di kalangan pemuda.
“Kami mengadakan pembelajaran untuk menjelaskan pentingnya konservasi penyu, termasuk dampak ekonomi yang dihasilkan. Perlahan, banyak pemuda mulai peduli,” ujar Zahra.
Rakornas KNGI tidak hanya berfokus pada diskusi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk terlibat langsung dengan upaya konservasi dan pemanfaatan geopark. Langkah ini diharapkan dapat mengintegrasikan tata kelola darat dan laut secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat ekosistem dan ekonomi lokal.
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa geopark memiliki peran strategis dalam mengelola biodiversitas dan menjaga keseimbangan alam, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. (jn02)