Evaluasi WONDR Badminton Asia Junior Championships 2025: Tunggal Putra Unggul, PBSI Akui Masih Tertinggal di Sektor Lain

0
WhatsApp Image 2025-07-27 at 16.17.49_9785b811

Evaluasi WONDR Badminton Asia Junior Championships 2025: Tunggal Putra Unggul, PBSI Akui Masih Tertinggal di Sektor Lain (JatengNOW/Dok PBSI)

SOLO, JATENGNOW.COM – Gelaran WONDR Badminton Asia Junior Championships (AJC) 2025 resmi berakhir di GOR Manahan, Solo, Minggu (27/7/2025). Tim bulutangkis junior Indonesia mencatat hasil yang patut diapresiasi, khususnya di sektor tunggal putra. Namun, evaluasi menyeluruh tetap dilakukan menyusul minimnya prestasi di sektor lainnya.

Dalam kejuaraan bulutangkis junior paling bergengsi di Asia ini, Indonesia membawa pulang satu gelar juara melalui Moh Zaki Ubaidillah dari sektor tunggal putra. Selain itu, tim Merah Putih mencatatkan posisi runner-up di ganda campuran, semifinalis di ganda putri, serta perempat finalis di sektor beregu campuran, tunggal putri, dan ganda putra.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, yang juga menjabat manajer tim AJC 2025, mengaku cukup puas dengan penampilan para pemain, namun tetap menyoroti sejumlah catatan penting.

“Saya cukup puas dengan performa tim, baik di beregu maupun perorangan. Namun kami tetap akan melakukan evaluasi menyeluruh di lima sektor,” ujar Eng Hian usai partai final.

Dalam sektor beregu campuran, Indonesia harus tersingkir di babak perempat final setelah kalah tipis dari Korea dengan skor agregat 110–109. Eng Hian menyebut tekanan sebagai tuan rumah dan sistem skor baru turut memengaruhi performa pemain.

“Secara teknis, daya tahan, kecepatan, dan kekuatan fisik masih perlu ditingkatkan agar bisa bersaing dengan China, Korea, Thailand, dan Jepang,” jelasnya.

Gelar juara tunggal putra diraih Moh Zaki Ubaidillah usai menundukkan Liu Yang Ming Yu dari China dalam dua gim langsung, 21-12 dan 21-17. Ubed menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil naik podium tertinggi di kejuaraan ini.

Sementara di sektor ganda campuran, pasangan Ikhsan L. Pramudya/Rinjani Kwinara Nastine harus puas di posisi kedua setelah dikalahkan pasangan China, Chen Jun Ting/Cao Zi Han, 21-12, 21-13.

Pasangan ganda putri Riska Anggraeni/Rinjani Kwinara juga mencatatkan hasil positif sebagai semifinalis, meskipun gagal melaju ke partai puncak usai takluk dari pasangan Thailand.

“Ganda putra juga belum bisa menyumbang gelar tahun ini. Untuk tunggal putri, masih banyak pekerjaan rumah. Saya akan berdiskusi dengan klub-klub untuk menaikkan kualitas atlet sejak usia muda,” lanjut Eng Hian.

Eng Hian menekankan pentingnya pembinaan usia dini yang merata dan terstruktur, serta memperkuat kolaborasi dengan klub-klub di seluruh Indonesia. Mengingat kelompok junior berada di bawah usia 19 tahun, pola latihan dan sistem kompetisi harus diperbaiki.

“Pembinaan harus dimulai dari klub. PBSI dan klub harus sejalan dalam membentuk atlet yang siap bersaing secara internasional,” ujarnya.

Setelah AJC 2025, tim junior Indonesia akan bersiap menghadapi Kejuaraan Dunia Junior di India, 6–19 Oktober 2025. Menurut Eng Hian, negara-negara seperti China dan Korea akan tetap menjadi lawan utama di semua sektor.

“Persaingan di level junior berbanding lurus dengan senior. Kita harus siap menghadapi tantangan yang lebih berat di Kejuaraan Dunia nanti,” tegasnya.

Di tengah sorotan terhadap tim junior, kabar menggembirakan datang dari ajang China Open 2025. Pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri berhasil keluar sebagai juara usai mengalahkan ganda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 21-15, 21-14. Prestasi ini menjadi penyemangat bagi PBSI untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan lintas level usia. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *