Gagasan Gibran Soal Hilirisasi Industri Digital, Soft Power Diplomacy dengan Modal Budaya dan Alam Indonesia

0
WhatsApp Image 2024-01-01 at 15.02.24_bbbc945f

Analis Laboratorium Big Data M-Data Analytix, Danny Wibisono (JatengNOW/Dok.)

SOLO, JATENGNOW.COM – Salah satu isu besar yang disampaikan Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres beberapa waktu lalu adalah tentang hilirisasi industri digital. Apa sebenarnya yang dimaksud Gibran soal itu?

Dewan Pakar Tim Nasional Kampanye (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menjelaskan, hilirisasi industri digital adalah upaya softpower diplomacy industri digital yang diciptakan dengan bermodal jumlah suku, budaya, bahasa, dan ribuan cerita serta hikayat yang dapat dijadian konten.

“Hilirisasi industri digital ini adalah upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan soft power di dunia. Kita memiliki kekayaan budaya dan alam yang luar biasa, yang bisa kita jadikan bahan baku untuk konten industri digital.” kata Budiman.

Salah satu contoh negara yang sukses menciptakan soft power dengan industri digital adalah Korea Selatan. Dengan K-Pop dan Drama Korea (Drakor), Korea Selatan berhasil menjangkau masyarakat di seluruh dunia.

“BTS, salah satu boy band K-Pop, bahkan telah menginjakkan kaki di Gedung Putih dan diterima Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Ini menunjukkan bagaimana soft power bisa menjadi alat diplomasi yang efektif.” jelas Budiman.

Budiman mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang sama untuk menjadi kekuatan soft power dengan industri digital. Dengan jumlah penduduk yang besar dan beragam, Indonesia memiliki potensi untuk menghasilkan konten yang menarik bagi masyarakat di seluruh dunia.

“Kita bisa membuat konten tentang budaya, alam, sejarah, dan berbagai hal lain yang unik dan menarik dari Indonesia. Konten-konten ini bisa kita distribusikan melalui berbagai platform digital, seperti YouTube, Netflix, dan TikTok.” tambahnya.

Analis Laboratorium Big Data M-Data Analytix, Danny Wibisono dari Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama) menyampaikan bahwa kekuatan infrastruktur dan infostruktur teknologi informasi dan media digital di Indonesia, seharusnya dapat menjadi materi influencer sebagai narasi lokal, nasional, hingga international sebagai “national interest”.

“Dengan penetrasi internet di dalam negeri yang tumbuh pesat, di mana jumlah pengguna internet kita mencapai 213 juta atau 77,6% populasi Indonesia, serta pengguna media sosial terbesar di dunia, sudah menjadi modal besar sebagai agen digital di setiap produk hilirasi industri digital kita,” kata Danny.

Danny mengatakan, hilirisasi industri digital juga penting untuk ketahanan ekonomi digital Indonesia. Dengan menguasai sektor-sektor strategis, seperti transportasi dan logistik, digital e-commerce, retail dan supply chain, Indonesia bisa melindungi data dan ketahanan ekonomi digitalnya.

“Sayangnya, tak semua Capres dan Cawapres memiliki konsentrasi soal ini,” kata Danny. “Hanya pasangan Prabowo-Gibran yang menyentuh isu itu dalam debat kemarin.”

Danny berharap, masyarakat bisa memahami pentingnya hilirisasi industri digital. Dengan hilirisasi industri digital, Indonesia bisa menjadi kekuatan soft power di dunia dan memperkuat ketahanan ekonomi digitalnya. (JN02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *