Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Festival Mangga Pemalang Jadi Agenda Tahunan untuk Gerakkan Ekonomi Kreatif

0
image

Gubernur Ahmad Luthfi Dorong Festival Mangga Pemalang Jadi Agenda Tahunan untuk Gerakkan Ekonomi Kreatif (JatengNOW/Dok)

PEMALANG, JATENGNOW.COM — Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mendorong agar Festival Mangga Pemalang di Desa Penggarit, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, dijadikan agenda tahunan. Menurutnya, kegiatan ini mampu menjadi motor penggerak ekonomi kreatif serta memperkenalkan produk dan budaya lokal hingga ke kancah internasional.

Hal itu disampaikan Ahmad Luthfi saat menghadiri Festival Mangga 2025 yang digelar di Lapangan Desa Penggarit, Sabtu (1/11/2025). Ia mengapresiasi Pemerintah Desa Penggarit dan Pemerintah Kabupaten Pemalang atas inisiatif mengembangkan potensi lokal berbasis desa, khususnya melalui budidaya dan produksi Mangga Istana.

“Festival ini menggerakkan ekonomi kreatif, sehingga masyarakat bisa menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan orang lain,” ujar Luthfi.

Gubernur menjelaskan bahwa Mangga Istana memiliki nilai ekonomi tinggi karena dapat diolah menjadi berbagai produk turunan seperti keripik dan tepung. Selain itu, festival ini juga menjadi daya tarik budaya bagi masyarakat.

Festival tahun ini diwarnai dengan arak-arakan pengantin mangga, yaitu Mangga Wirasangka (pengantin pria) dan Mangga Arumanis (pengantin wanita), yang melambangkan asal mula Mangga Istana hasil persilangan kedua varietas tersebut. Nama “Istana” diberikan karena buah ini pernah dihadiahkan ke Istana Kepresidenan dan menjadi favorit Presiden RI.

“Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan,” tutur Luthfi.

Ia berharap Festival Mangga Pemalang bisa diselenggarakan setiap tahun, bukan dua tahun sekali seperti sebelumnya. Pemprov Jawa Tengah, kata Luthfi, siap mendukung agar hal itu dapat terlaksana.

Lebih jauh, Gubernur mengajak daerah lain untuk meniru langkah Desa Penggarit dengan menyesuaikan potensi lokal masing-masing. “Jika seluruh desa mengembangkan potensi wilayah, budaya, dan ekonomi, kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah akan meningkat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, menjelaskan bahwa Festival Mangga tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga sejak dimulai pada 2018. Festival ini dilatarbelakangi harga jual mangga yang anjlok saat musim panen. Melalui festival, transaksi mangga meningkat signifikan.

“Pada Festival Mangga 2022 lalu, transaksi mencapai Rp1,5 miliar dalam dua hari. Kami berharap tahun ini bisa lebih tinggi agar petani mangga semakin sejahtera,” ujar Imam.

Imam menambahkan, Desa Penggarit memiliki 11.000 pohon mangga, sementara di Kabupaten Pemalang terdapat sekitar 116.000 pohon. Setiap pohon mampu menghasilkan hingga dua kuintal buah. Mangga Istana dipetik saat kematangan di atas 80 persen untuk menjaga rasa manis, sementara sebagian dipetik di bawah 80 persen sesuai permintaan pasar luar Jawa dan Eropa.

“Nanti juga akan ada produk turunan dari buah mangga agar ada diversifikasi pangan dan nilai tambah bagi petani,” pungkasnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *