Hari Jadi Ke-79 Jateng, Wayang Kulit Jadi Simbol Lestarinya Budaya di Tengah Modernisasi

Hari Jadi Ke-79 Jateng, Wayang Kulit Jadi Simbol Lestarinya Budaya di Tengah Modernisasi (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Malam itu, halaman Kantor Gubernur Jateng dipenuhi oleh antusiasme warga yang datang untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit. Ki Warseno Slenk, sang dalang kondang, sukses memukau penonton dalam rangkaian Hari Jadi Ke-79 Provinsi Jateng, Rabu (14/8/2024).
Dengan membawakan lakon “Semar Kembar-Sembadro Larung,” Ki Warseno Slenk berhasil membuat penonton terpukau. Suasana semakin hangat dengan penampilan sebelumnya dari dalang kembar Bagas Satyanegara dan Brata Satrianegara yang juga tak kalah apik.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, tampak menikmati pertunjukan hingga larut malam. Bersama Sekda Jateng, Sumarno, dan sejumlah kepala OPD, mereka larut dalam alur cerita yang penuh nilai-nilai luhur.
“Lihat deh, ini buktinya kalau wayang masih punya tempat di hati kita, walau zaman udah modern begini,” ujar Nana di sela-sela acara. Ia menekankan bahwa seni wayang kini bukan hanya milik orang Jawa, tapi juga sudah dikenal dan dihargai secara nasional, bahkan internasional.
Nana juga menyoroti keberagaman penonton, dari yang tua hingga anak-anak, semua menikmati pertunjukan. Dengan dua dalang muda seperti Bagas dan Brata yang tampil sebelumnya, wayang kulit jelas menunjukkan bahwa kesenian ini terus hidup dan berkembang.
“Budaya kita ini luar biasa, harus benar-benar kita lestarikan,” tambah Nana. Ia juga memuji Ki Warseno Slenk, yang dikenal sebagai dalang modern dengan gaya yang selalu berhasil menghidupkan setiap lakon yang dibawakannya.
“Wayang kulit ini bukan cuma hiburan, tapi juga penuh dengan ajaran moral dan filosofi kehidupan yang bisa kita jadikan panduan,” lanjutnya.
Lakon “Semar Kembar-Sembadro Larung” yang dibawakan malam itu, menurut Nana, menggambarkan keserakahan manusia akan hal-hal duniawi. Dengan segala tipu muslihat, mereka berusaha meraihnya, tapi pada akhirnya, kebatilan akan terungkap.
Malam itu, bukan sekadar hiburan yang tersaji, tapi juga sebuah pengingat akan nilai-nilai luhur yang harus terus kita pegang dalam kehidupan sehari-hari. (jn02)