Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Solo Fokus Cegah Perokok Pemula di Kalangan Anak

Ilustrasi | Kampanye Larangan Merokok (JatengNOW/Dok. Instock Photo)
SOLO, JATENGNOW.COM – Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) 2025 di Kota Solo digelar pada Senin, 26 Mei 2025, di Pendhapi Gedhe Balai Kota Surakarta. Acara ini menjadi momen penting untuk memperkuat perlindungan terhadap anak dari bahaya rokok, baik konvensional maupun elektrik.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Yayasan KAKAK bersama Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan melibatkan organisasi anak muda Pemuda Penggerak serta Dinas Pendidikan. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Lindungi Anak dari Perokok Pemula”, sejalan dengan kampanye global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan 31 Mei sebagai HTTS.
Direktur Yayasan KAKAK, Shoim Sahriyati, menyampaikan keprihatinannya atas maraknya perokok usia anak. Berdasarkan riset yang dilakukan Yayasan KAKAK dan Pemuda Penggerak, 56 persen perokok anak mulai merokok di usia di bawah 12 tahun. Faktor pemicunya beragam, mulai dari pengaruh teman sebaya, iklan rokok, kondisi keluarga, hingga mudahnya akses dan minimnya edukasi.
“Anak adalah target dari industri rokok, sehingga penting menciptakan lingkungan yang benar-benar melindungi mereka. Anak-anak harus dikuatkan agar mampu menolak rayuan industri rokok,” tegas Shoim.

Upaya perlindungan diwujudkan melalui pendekatan berbasis lingkungan sekolah dan fasilitas kesehatan. Di antaranya melalui model “Sekolah Keren Tanpa Rokok” yang mendorong setiap sekolah memiliki aturan larangan merokok, membentuk satgas Kawasan Tanpa Rokok (KTR), menyediakan sarana pendukung seperti tanda larangan merokok, serta menyebarluaskan informasi bahaya rokok.
Sekolah yang telah menerapkan upaya nyata dalam menciptakan lingkungan bebas rokok diberikan apresiasi oleh panitia HTTS. Selain sekolah, fasilitas kesehatan juga mendapatkan penghargaan sebagai role model kawasan tanpa rokok karena dinilai sebagai tempat yang mencerminkan kepatuhan terhadap kebijakan KTR.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta, dr Retno Erawati, mengajak semua pihak—mulai dari orang tua, guru, hingga tokoh masyarakat—untuk menciptakan ruang hidup yang bebas dari paparan asap rokok, terutama bagi generasi muda. Ia menegaskan komitmen Pemkot Solo dalam memperkuat kebijakan KTR serta menyediakan layanan berhenti merokok di 17 Puskesmas dan 2 RSUD di kota ini.
“Anak-anak harus tumbuh sehat, cerdas, dan bebas dari ketergantungan zat adiktif. Pemerintah mendukung penuh upaya ini, termasuk edukasi dan layanan konseling berhenti merokok,” ujarnya.
HTTS 2025 juga diramaikan dengan kompetisi karya anak berupa poster dan dance bertema “Keren Tanpa Rokok” untuk jenjang SD dan SMP. Kegiatan ini diharapkan membentuk resiliensi anak terhadap upaya industri rokok dalam membentuk perokok pemula. Anak-anak tidak hanya dilindungi, tetapi juga diberdayakan untuk menjadi agen perubahan yang menyuarakan gaya hidup sehat tanpa rokok. (jn02)