Indeks Pembangunan Keluarga di Kabupaten Pekalongan Capai 62,56 di Tahun 2023

0
image-7

Indeks Pembangunan Keluarga di Kabupaten Pekalongan Capai 62,56 di Tahun 2023 (JatengNOW/Dok)

PEKALONGAN, JATENGNOW.COM – Indeks Pembangunan Keluarga di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2023 mencapai 62,56, melampaui target yang ditetapkan sebesar 56,29. Indeks ini didukung oleh dimensi kemandirian, kebahagiaan, dan ketentraman keluarga, menunjukkan komitmen kuat dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan terhadap Program Bangga Kencana dan upaya percepatan penurunan stunting.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistiya Ediningsih, menyatakan bahwa tingkat kelahiran di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2023 cukup ideal, yakni 2,20.

“Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sejak Program KB diluncurkan, yang sebelumnya angka kelahiran mencapai 5 hingga 8 anak per perempuan yang menikah,” ujarnya dalam acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 Tingkat Kabupaten Pekalongan di Aula Lantai 1 Sekretariat Daerah Kabupaten Pekalongan, Selasa (30/7/2024).

Eka menambahkan, tingkat kelahiran yang ideal ini juga didukung oleh pemakaian alat kontrasepsi modern yang cukup tinggi, yaitu 60,1 persen, serta tingkat penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang sebesar 17 persen. Namun, masih ada 10 persen pasangan usia subur yang tidak berniat memiliki anak lagi tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Mengenai upaya penurunan stunting di Kabupaten Pekalongan, Eka berharap Pemkab tidak terlalu memikirkan perbedaan angka prevalensi stunting antara aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Pada tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Pekalongan yang tercatat di EPPGBM sebesar 11 persen, sedangkan di SKI lebih dari 20 persen.

Eka mengapresiasi komitmen Pemkab Pekalongan dalam peringatan Harganas dan pembangunan keluarga.

“Kami juga mengapresiasi Pemkab Pekalongan dalam hal perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, yakni menjaga penduduk tumbuh seimbang dengan tingkat kelahiran saat ini pada angka 2,20,” jelasnya.

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan survei hingga ke tingkat desa untuk mendapatkan data valid terkait stunting.

“Ada anak yang memang miskin, ada juga anak yang mampu tetapi gennya memang seperti itu, dan anak stunting yang sering sakit-sakitan,” katanya.

Data tersebut, menurut Fadia, menjadi dasar bagi penerapan program yang tepat sesuai kebutuhan dan penyebabnya. Misalnya, bagi anak stunting dari keluarga tidak mampu, ada program pemberian modal usaha bagi orang tuanya serta bantuan makanan untuk anak.

“Jika orang tuanya mampu, kita akan beri edukasi khusus tentang gizi, terutama untuk anak yang pertumbuhannya kurang cepat. Edukasi ini akan kita berikan per kecamatan dengan menghadirkan dokter,” jelasnya.

Fadia juga mengimbau para ibu hamil untuk rajin memeriksakan kondisi kesehatannya.

“Selain itu, bagi ibu hamil untuk bisa mengecek kesehatannya lebih awal, sehingga jika ada masalah bisa dideteksi sejak dini dan dicarikan solusi secepatnya,” terangnya. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *