Inflasi November di Rembang Capai 1,27 Persen, Pemkab Siapkan Strategi Hadapi Nataru
REMBANG, JATENGNOW.COM – Inflasi tahun ke tahun (year on year) di Kabupaten Rembang pada November 2024 tercatat sebesar 1,27 persen. Angka ini mencerminkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,43 pada November 2023 menjadi 109,81 pada November 2024, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Rembang.
Kepala BPS Kabupaten Rembang, Jubaedi, mengungkapkan bahwa pihaknya memantau harga 247 paket komoditas sebagai dasar penghitungan inflasi. Komoditas ini dipilih berdasarkan tingkat konsumsi dan signifikansinya dalam kehidupan masyarakat.
“Kontributor utama inflasi bulan ini adalah bawang merah dengan andil sebesar 0,1867%, diikuti oleh tomat 0,09 persen, dan ikan bandeng 0,029 persen. Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah udang (-0,04 persen), cabai rawit (-0,02 persen), dan cumi-cumi (-0,019 persen),” jelas Jubaedi.
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), Pemerintah Kabupaten Rembang mulai mempersiapkan strategi untuk menjaga stabilitas harga, khususnya pada komoditas kebutuhan pokok.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Rembang, M. Mahfudz, menyatakan bahwa ketersediaan stok pangan akan menjadi prioritas utama untuk mencegah lonjakan harga.
“Bawang merah dan tomat menjadi komoditas dengan kenaikan harga yang signifikan. Untuk menghadapi peningkatan permintaan selama Nataru, Pemkab akan memastikan stok pangan tersedia dengan baik,” kata Mahfudz.
Namun, Mahfudz mengingatkan bahwa faktor cuaca, khususnya hujan dengan intensitas tinggi, dapat mempengaruhi hasil panen dan ketersediaan barang di pasar. Oleh karena itu, pihaknya akan terus memantau situasi bersama para pemangku kepentingan.
“Kami akan mengawasi secara ketat stok kebutuhan pokok masyarakat (Kepokmas). Jika ada kekurangan, kami akan berkoordinasi dengan distributor atau Bulog untuk memastikan pasokan tetap terjaga,” tambahnya.
Mahfudz juga mengungkapkan bahwa pekan depan Pemkab Rembang akan mengadakan rapat koordinasi lintas sektor untuk membahas langkah-langkah antisipasi, terutama terkait ketersediaan Kepokmas selama Nataru.
“Target kami adalah menjaga inflasi bulan Desember tetap dalam kisaran 2,5 persen ±1 persen, dengan batas maksimal 3,5 persen dan minimal 1,5 persen,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah antisipatif ini, diharapkan masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang tanpa khawatir adanya lonjakan harga barang kebutuhan pokok. (jn05)