Investasi Melonjak, Jawa Tengah Serap 97 Ribu Tenaga Kerja di Kuartal Pertama 2025

Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Geliat realisasi investasi pada kuartal I 2025 membawa angin segar bagi pasar tenaga kerja di Jawa Tengah. Capaian ini tidak hanya menandakan pertumbuhan ekonomi yang positif, tetapi juga mampu menekan angka pengangguran.
Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, penyerapan tenaga kerja dari realisasi investasi triwulan I 2025 mencapai 97.550 orang. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 23,95 persen dibandingkan triwulan I 2024.
Kepala DPMPTSP Jateng, Sakina Rosellasari, menjelaskan bahwa kenaikan penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh realisasi kinerja investasi yang cukup baik, yakni sebesar Rp21,85 triliun. Angka tersebut naik Rp4,29 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2024, yakni Rp17,56 triliun.
“Penyerapan tenaga kerja mencapai 97.550 orang, serta penambahan jumlah proyek sebanyak 20.431,” ujar Sakina dalam evaluasi kinerja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) 2024 Provinsi Jateng, di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, Rabu (14/5/2025).
Capaian realisasi investasi ini terdiri dari penanaman modal asing (PMA) yang berkontribusi sebesar 64 persen atau Rp14,08 triliun, serta penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebanyak 36 persen senilai Rp7,7 triliun. Lima besar sektor investasi di Jawa Tengah pada kuartal I 2025 adalah industri tekstil, industri barang dari kulit dan alas kaki, industri karet dan plastik, industri makanan, serta perumahan dan kawasan industri perkantoran.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menyambut baik capaian tersebut dan menekankan pentingnya pengelolaan perizinan usaha yang disiplin dan sesuai regulasi.
“Kami mengingatkan semua pihak agar verifikasi dan validasi perizinan usaha dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Jangan sampai penerbitan izin justru menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujarnya saat evaluasi kinerja PTSP, Rabu (14/5/2025).
Taj Yasin juga memberikan perhatian khusus pada sektor pariwisata, terutama terkait penyediaan informasi makanan halal dan non-halal. “Jika kita bisa menyediakan informasi non-halal corner, maka pariwisata ramah muslim akan semakin jelas dan menarik bagi wisatawan,” tambahnya.
Selain itu, ia mengingatkan pentingnya fasilitas umum yang memadai di kawasan industri, terutama tempat ibadah.
“Fasilitas umum, seperti tempat ibadah, harus diperhatikan agar tidak menyebabkan antrean dan keterlambatan pekerja. Pemerintah daerah perlu teliti dalam menerbitkan izin mendirikan bangunan perusahaan agar fasilitas umum cukup dan layak,” kata Taj Yasin.
Dengan langkah tersebut, diharapkan realisasi investasi dan penyerapan tenaga kerja di Jawa Tengah dapat terus meningkat, seiring pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (jn02)