Jelang Kongres Asprov Jateng, Pencalonan Khairul Anwar Diterpa Gugatan Etik dan Isu Rangkap Jabatan
Penyerahan Permohonan bernomor 01/PPK/12/2025 tertanggal 2 Desember 2025 (JatengNOW/Dok)
SEMARANG, JATENGNOW.COM – Suasana menuju Kongres Pemilihan Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah kembali memanas. Kali ini, sorotan tajam mengarah pada bakal calon ketua, Khairul Anwar, setelah muncul foto dan video dirinya bersama mantan terpidana kasus pengaturan skor, Johar Lin Eng. Polemik makin melebar ketika sebuah permohonan resmi peninjauan kembali pencalonannya didaftarkan ke Komite Pemilihan (KP) Asprov PSSI Jateng.
Permohonan bernomor 01/PPK/12/2025 tertanggal 2 Desember 2025 itu menyoroti dugaan pelanggaran norma kepengurusan serta potensi konflik kepentingan. Pelapor menyebut Khairul Anwar masih menjabat sebagai Ketua Pengprov PERTINA Jawa Tengah dan dinilai berpotensi melakukan rangkap jabatan jika tetap maju dalam pemilihan Ketua Asprov PSSI Jateng periode 2025–2029.
“Dalam surat ini, meminta KP untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap status dan kelayakan yang bersangkutan,” ujar Sutrisno, Minggu (7/12/2025).
Sutrisno, yang juga Komite Etik, menjelaskan bahwa ia telah menyerahkan surat resmi kepada KP melalui Umy Ratun Selunawati pada Kamis (4/12/2025). Menurutnya, langkah tersebut bagian dari tugas menjaga integritas organisasi, terutama jelang kongres yang dinilai krusial bagi masa depan sepak bola Jawa Tengah.
Ia menegaskan bahwa persoalan yang disorot bukan hanya soal kemunculan Khairul bersama Johar Lin Eng, tetapi juga aspek etika dalam tata kelola organisasi olahraga.
“Pak Khairul itu kan masih menjabat Ketua Pengprov PERTINA Jawa Tengah, masih berdaulat di situ. Jadi kalau mencalonkan diri, ya etikanya harus dipertimbangkan. Saya ini komite etik, tugas saya menyikapi. Wong ceto kok, kelihatan,” katanya.
Sutrisno menekankan bahwa penilaiannya dilakukan dari sudut pandang perilaku, bukan untuk menguntungkan kandidat tertentu. Ia menyatakan langkah ini merupakan bentuk kepedulian untuk menjaga marwah organisasi.
“Tujuan saya itu agar Asprov semakin baik dan tertib. Ini kan organisasi, tidak bisa seenaknya. Masyarakat harus bisa menikmati pengelolaan yang benar,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya calon memilih satu jabatan agar tidak muncul dualisme tanggung jawab.
“Ya etisnya memilih salah satu. Atau selesaikan dulu jabatan itu, baru tahun depan mencalonkan diri. Semua manusia punya kendali, dan kendali itu ya etika,” tegasnya.
Sutrisno menegaskan bahwa seluruh proses kini berada di tangan Komite Pemilihan. Ia menolak anggapan bahwa langkahnya berpihak pada salah satu calon.
“Ini hanya meluruskan. Tidak ada tendensius apa-apa. Saya bukan timnya Mas Khairul, juga bukan timnya Pak Yoyok Sukawi. Saya hanya menjalankan kewenangan sebagai Komite Etik,” pungkasnya. (jn02)
