Jenazah Blacius Subono Akan Disemayamkan di Kampus ISI Surakarta

0

Seniman Kostum Semar Pendukung Ganjar-Mahfud Meninggal Dunia Saat Penyerahan Wayang di Solo (JatengNOW/Dok. YT PDIP)

SOLO, JATENGNOW.COM – Kampus ISI Surakarta berduka atas meninggalnya salah satu tokoh penting, Blacius Subono (70), yang terjadi saat acara Puncak Kampanye Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Balai Kota Solo. Sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas kontribusinya yang besar bagi dunia seni pertunjukan, Rektor ISI Surakarta, I Nyoman Sukerna, mengungkapkan keinginan pihak kampus untuk menyemayamkan jenazah Subono di kampus tersebut.

Pada hari Minggu, 11 Februari 2024, pukul 10:00 WIB, akan diadakan upacara persemayaman di Kampus ISI Surakarta.

“Besok saya minta disemayamkan di kampus. Status beliau saat ini kan empunya Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, sehingga selayaknya disemayamkan di kampus. Empu itu kan ya kami menghargai,” ujar Nyoman.

Blacius Subono dikenal sebagai ahli karawitan yang juga memiliki kontribusi besar dalam dunia pedalangan. Ia dikenal sebagai sosok yang aktif dalam pembuatan naskah dan iringan pertunjukan wayang yang digunakan oleh banyak dalang terkenal seperti Pak Manteb, Pak Anom, dan Ki Entus.

Nyoman menjelaskan bahwa Subono juga layak disebut sebagai empunya seni karena kontribusinya yang besar, seperti menyelesaikan penyusunan pakem gendhing karawitan di acara pernikahan.

“Memang layak beliau itu empu. Kami memang merasa kehilangan,” tambahnya.

Sebelum pensiun sekitar lima tahun yang lalu, Subono juga aktif sebagai dosen di Kampus ISI Surakarta.

“Banyak peran beliau. Sebelum purna beliau aktif mendesain sejumlah acara besar di kampus,” ujar Nyoman.

Kepergian Subono meninggalkan kesedihan mendalam bagi rekan-rekannya. Budhayawan ST Wiyono, seorang teman dekat Subono, mengungkapkan bahwa saat acara terakhir, Subono mengalami kejadian tragis saat penyerahan wayang kulit.

“Itu adegan terakhir, sudah selesai sebelumnya. Masih sempat bersalaman dengan pak Ganjar dan Mahfud kan. Saat penyerahan wayang pak Bono jatuh dan pada kaget semua,” ungkap Wiyono.

Wiyono menambahkan bahwa saat pentas suara, Subono terdengar parau, kemungkinan akibat kelelahan. Ini menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi dunia seni pertunjukan, kehilangan salah satu tokoh yang memiliki kontribusi besar. (jn02)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *