Jokowi Respon Santai Tuduhan Korupsi OCCRP, Silfester Matutina Sebut Ada Pihak yang Ingin Adu Domba
SOLO, JATENGNOW.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Ketua Umum Relawan Solidaritas Merah Putih (Solmet), Silfester Matutina, di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (3/1). Pertemuan tertutup yang berlangsung selama 1,5 jam tersebut membahas berbagai isu, termasuk tuduhan korupsi yang dilontarkan oleh Organisasi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Usai pertemuan, Silfester mengungkapkan bahwa mereka membicarakan framing jahat yang dilakukan oleh OCCRP terkait tuduhan korupsi terhadap Jokowi. Menanggapi tuduhan tersebut, Jokowi tetap tenang dan santai.
“Saya laporkan Jokowi ada pihak ingin bermain yang menghancurkan kita mengadu domba bangsa, contohnya apa yang dilakukan OCCRP,” ujar Silfester di hadapan awak media.
Silfester menegaskan bahwa OCCRP adalah sebuah NGO yang tidak pernah melakukan investigasi langsung di Indonesia. Menurutnya, OCCRP hanya menggunakan data yang diambil dari survei Google Form, bukan melalui investigasi mendalam.
“Yang panik itu orang yang sudah menjadi tersangka korupsi (Sekjen PDIP). Iya kan, orang yang ingin mengaburkan fakta-fakta hukum,” lanjutnya.
Silfester juga menyebutkan bahwa ada dugaan kekuatan politik yang bermain di balik tuduhan tersebut. “Saya mendapat sumber bahwa yang bermain ini adalah dari salah satu kekuatan partai politik, yaitu Partai Dinasti Pendirian Perjuangan. Jadi lucu sekali ini. Kembali lagi saya rasa jangan sampai terkecoh diadu domba terus,” ujarnya.
Selain itu, Silfester turut menyoroti pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie yang sempat dititipi sejumlah dokumen penting milik Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto. Ia mempertanyakan kenapa dokumen tersebut tidak diserahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atau Ketua DPR Puan Maharani, namun justru kepada Connie Rahakundini.
“Buktikan kalau ada (dugaan korupsi keluarga Jokowi). Pertanyaan saya kalau Hasto punya bukti kenapa menyerahkan ke Connie, iya kan. Kenapa tidak dititipkan ke Bu Megawati atau Puan Maharani ketua DPR,” tandas Silfester.
Perbincangan ini menambah panasnya dinamika politik menjelang Pemilu 2024, dengan berbagai isu dan tuduhan yang terus bermunculan. (jn02)