Kedewasaan Suporter Meningkat Selama Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait: Mudah-mudahan Sanksi FIFA Bisa Segera Dicabut
SOLO, JATENGNOW.COM – Ketua Steering Committee Piala Presiden 2024, Maruarar Sirait, mengungkapkan rasa senangnya terhadap peningkatan kedewasaan suporter selama berlangsungnya kejuaraan ini. Tidak ada kerusuhan yang terjadi meski banyak tim harus tumbang di kandang sendiri.
Fenomena ini terlihat sejak awal fase penyisihan. Persib Bandung, misalnya, yang kalah pada laga terakhir Grup A dan gagal lolos ke semifinal, tidak mengalami kerusuhan di Stadion Si Jalak Harupat. Hal yang sama juga dialami oleh Bali United yang, meskipun berstatus sebagai tuan rumah, harus mengakhiri persaingan di dasar Grup B. Suporter Bali United bersikap legawa dengan hasil minor tim asuhan Stefano Cugurra.
Selain itu, Persis Solo mengalami kekalahan menyakitkan di kandang setelah dikalahkan Arema FC dengan skor dua gol tanpa balas. Kekalahan ini menggagalkan Laskar Sambernyawa untuk melaju ke final, namun suporter tetap tertib setelah laga berakhir.
Maruarar Sirait menyatakan bahwa minimnya kericuhan yang terjadi selama Piala Presiden 2024 tak lepas dari kedewasaan suporter. Menurutnya, ini adalah perkembangan positif yang muncul di turnamen pramusim ini. Lelaki yang akrab disapa Ara itu mengatakan, kekalahan bermain di kandang adalah hal yang selama ini sulit diterima suporter dan sering memicu kerusuhan. Namun, kondisi seperti itu tidak terjadi di Piala Presiden 2024.
“Suporter sangat baik selama Piala Presiden 2024 ini. Persib Bandung, Bali United, dan Persis Solo, yang kalah di kandang sendiri, suporternya tidak ricuh,” kata Ara dalam sesi konferensi pers, Jumat (2/8/2024).
“Kita harus bersyukur bahwa kedewasaan suporter itu sudah mulai terjadi. Kan yang paling susah itu sebetulnya ialah menerima apabila timnya mengalami kekalahan saat bermain di kandang,” tambahnya.
Ara berharap, kedewasaan suporter semacam ini bisa berdampak positif untuk Liga 1 2024/2025. Saat ini, kompetisi masih menerapkan larangan suporter tamu setelah Tragedi Kanjuruhan. Ia berharap dengan kedewasaan yang ditunjukkan suporter, sanksi FIFA bisa segera dicabut.
“Ternyata, suporter kita sudah naik kelas. Mereka sudah semakin sportif dan semakin matang. Kami berterima kasih kepada mereka. Bagi kami, ini menjadi bukti konkret,” ujar lelaki asal Medan tersebut.
“Mudah-mudahan sanksi FIFA bisa segera dicabut, supaya nanti suporter bisa berangkat away. Tentu harus diikuti dengan kesadaran yang semakin tinggi. Kami berharap, semakin cepat dicabut semakin bagus,” tutupnya. (jn02)