Keraton Solo Siap Pentas di Negeri Sakura, Gusti Moeng Apresiasi Dukungan Puspo Wardoyo
Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng (JatengNOW/Dok)
SOLO, JATENGNOW.COM – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pelestarian budaya Jawa yang aktif mengenalkan tradisi leluhur hingga ke mancanegara. Kali ini, Keraton Solo mendapat undangan dari Tokyo University, Jepang, untuk tampil dalam acara budaya awal November 2025 mendatang.
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng, menegaskan bahwa keberangkatan rombongan Keraton Solo merupakan bentuk komitmen menjaga sekaligus memperkenalkan budaya Jawa di tingkat global.
“Kami berangkat tanggal 3 November mewakili komunitas adat di kelembagaan Keraton. Kami akan menampilkan kekayaan budaya, terutama seni tari dari Keraton Kasunanan Hadiningrat,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, Keraton Solo dijadwalkan menampilkan karya tari klasik keraton dan menggelar workshop mengenai tari, tata rias, serta perkembangan budaya Jawa. Salah satu yang akan dibawakan adalah tari Srimpi Kinanti versi garapan baru berdurasi sekitar 18 menit.
“Saya ingin menunjukkan bahwa tari keraton terus berkembang namun tetap berpegang pada pakemnya. Ada regenerasi anak saya, cucu PB XIII, dan keturunan Patih Sosrodiningrat juga ikut terlibat dalam penampilan tari tersebut,” ungkap Gusti Moeng.
Menurutnya, hubungan antara Keraton Surakarta dan Tokyo University sudah terjalin sejak tahun 1984. Bahkan, dirinya pernah menerima penghargaan Fukuoka Prize dari Pemerintah Jepang atas dedikasinya menjaga seni tari tradisional Jawa.
“Dulu kami pernah menampilkan Srimpi Dempel. Setelah itu hampir tiap tahun kami diundang kembali, baik untuk pentas maupun pertukaran kebudayaan,” tambahnya.
Selain Jepang, Keraton Surakarta juga pernah melakukan kerja sama kebudayaan dengan sejumlah negara Eropa pada 1992. Saat itu, rombongan keraton berkeliling ke enam negara dan menampilkan 15 pertunjukan selama sebulan penuh.
“Tarian yang saya tampilkan adalah bentuk ketekunan keturunan raja dalam melestarikan budaya Jawa,” kata Gusti Moeng.
Dalam kesempatan itu, Gusti Moeng turut menyampaikan apresiasi kepada pengusaha Solo, Puspo Wardoyo, atas dukungannya terhadap kegiatan Keraton Surakarta.
“Pak Puspo sangat membantu pelaksanaan kegiatan keraton yang hampir tiap bulan berlangsung. Ada delapan upacara besar setiap tahunnya, dan beliau selalu membantu kebutuhan seperti konsumsi dan transportasi. Alhamdulillah, sangat meringankan kebutuhan keraton yang cukup besar,” ujarnya.
Melalui keberangkatan ke Jepang ini, Keraton Kasunanan Surakarta kembali membuktikan perannya sebagai penjaga api budaya Jawa yang terus menyala lintas generasi dan lintas negara. (jn02)
