Khataman Sunan At-Tirmidzi di Budi Luhur Solo: Santri Didorong Terapkan Ilmu dalam Akhlak Sehari-hari
Khataman Sunan At-Tirmidzi di Budi Luhur Solo: Santri Didorong Terapkan Ilmu dalam Akhlak Sehari-hari (JatengNOW/Kevin)
SOLO, JATENGNOW.COM – Suasana khusyuk menyelimuti Masjid LDII Riyadhussalam, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Rabu (12/11/2025) malam. Puluhan santri Pondok Pesantren Budi Luhur Surakarta mengikuti acara khataman kitab hadis Sunan At-Tirmidzi, salah satu dari enam kitab hadis utama dalam khazanah Islam.
Dewan Pembina DPD LDII Kota Surakarta, Muhammad Thoyibun, menjelaskan bahwa para santri yang mengikuti khataman ini telah dinyatakan khatam Al-Qur’an dan tafsirnya, serta mampu memahami makna dan penulisan huruf Pegon.
“Kegiatan belajar mereka rutin setiap hari, pagi mulai pukul 08.00-09.30, dilanjutkan pukul 10.00-11.30, siang jam 13.30-15.00, dan malam jam 19.30-21.30. Hanya hari Minggu digunakan untuk olahraga dan bersih-bersih,” ujarnya.
Thoyibun menambahkan, khataman ini merupakan yang kelima, dan dalam waktu setengah bulan ke depan para santri akan melanjutkan dengan Sunan Nasa’i. Ia menjelaskan, isi Sunan At-Tirmidzi mencakup berbagai aspek kehidupan umat Islam.
“Mulai dari bab wudhu, bersuci, salat, adab dan budi pekerti, tata cara berdagang, hingga hukum-hukum Islam yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan sesama. Semua hal yang dihadapi umat dalam kehidupan sehari-hari ada di dalamnya,” paparnya.
Ketua Forsitoga Kecamatan Banjarsari, Arif Ansori, yang turut hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi atas pencapaian para santri.
“Khataman Sunan At-Tirmidzi ini luar biasa, karena kitab ini termasuk dalam kumpulan hadis besar setelah Bukhari, Muslim, Nasa’i, dan Abu Dawud. Penekanannya bukan hanya pada pemahaman, tapi juga bagaimana mengimplementasikan ajaran hadis dalam kehidupan, terutama terkait etika dan akhlak,” tuturnya.

Arif juga menilai, penguasaan kitab hadis memiliki tingkat kesulitan tersendiri.
“Kajian hadis itu levelnya tinggi, bahkan di perguruan tinggi pun butuh pemahaman mendalam. Maka capaian ini patut diapresiasi,” tambahnya.
Menurutnya, sebanyak 50 santriwan dan santriwati mengikuti kegiatan khataman ini, seluruhnya merupakan lulusan SMA yang sebelumnya telah menuntaskan kajian tafsir Al-Qur’an.
Salah satu santriwati, Faradibah (22) asal Jombang, mengaku sempat mengalami kesulitan di awal pembelajaran.
“Awalnya agak sulit memahami hadis-hadisnya, terutama bab jual beli dan waris. Tapi setelah diulang dan dipelajari terus, semuanya bisa dipahami,” ujarnya.
Sementara itu, Asiah Zulfa Firdausa (24) asal Nusa Tenggara Timur, menyebut motivasinya mengikuti khataman ini karena ingin memperdalam ilmu agama.
“Guru-guru kami selalu mengingatkan, selama masih ada generasi muda yang mau belajar, Islam tidak akan rusak. Karena itu, kami ingin terus menuntut ilmu agar bisa menjadi penerus dalam menjaga ajaran Islam,” katanya.
Melalui khataman ini, Pondok Pesantren Budi Luhur berharap para santri tidak hanya memahami isi hadis secara tekstual, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan akhlak yang baik dan bermanfaat bagi sesama. (jn02)
