Limbah Medis dan Bangkai Hewan Cemari Sungai Jenes, Warga dan Relawan Angkat 3 Ton Sampah

0
WhatsApp Image 2025-07-28 at 11.12.33_8d13ce6e

Limbah Medis dan Bangkai Hewan Cemari Sungai Jenes, Warga dan Relawan Angkat 3 Ton Sampah (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Sungai Jenes, salah satu anak sungai Bengawan Solo, kembali tercemar. Namun, kali ini bukan hanya dipenuhi sampah rumah tangga biasa, melainkan juga limbah medis dan bangkai hewan. Temuan mencemaskan ini terungkap dalam kegiatan bersih-bersih rutin yang digelar para relawan bersama warga di kawasan pintu air Kleco, Kelurahan Pajang, Minggu (27/7/2025).

Dari hasil pengangkatan sampah sejak pagi hingga siang, tidak kurang dari 2,5 hingga 3 ton sampah berhasil diangkut dari aliran sungai. Sampah-sampah ini sebelumnya terjaring di trash barrier yang dipasang di badan Sungai Jenes.

Kasi Pemerintahan, Ketentraman, dan Ketertiban Umum Kelurahan Pajang, Agus Daryanto, mengatakan bahwa sebagian besar sampah berupa bahan organik seperti bonggol pisang dan buah-buahan busuk. Namun, yang membuat prihatin adalah ditemukannya bangkai babi dan limbah medis berbahaya.

“Kemarin yang terangkat sekitar dua setengah sampai tiga ton. Separuh dari total itu adalah bonggol pisang. Tapi yang sangat mengerikan, ada bangkai babi yang membusuk, dan juga limbah medis seperti selang infus, popok, bahkan botol-botol obat bekas pakai,” ujar Agus, Senin (28/7/2025).

Temuan ini dinilai mempertegas kondisi darurat pencemaran Sungai Jenes, terlebih sungai ini bermuara ke Bengawan Solo yang merupakan salah satu sumber air baku PDAM untuk ribuan rumah tangga di Kota Solo.

Menurut Agus, sampah organik diduga berasal dari pasar-pasar tradisional di wilayah hulu Sungai Jenes, yang sebagian besar berada di Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan limbah medis diduga kuat berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.

“Kita tahu di hulu ada beberapa pasar dan fasilitas layanan kesehatan. Ini perlu perhatian khusus. Terlebih limbah medis tidak boleh dibuang sembarangan. Ini bukan hanya melanggar aturan, tapi juga membahayakan keselamatan warga,” tegasnya.

Pihak kelurahan bersama para relawan telah menjalin komunikasi dengan pemerintah kelurahan dan kecamatan di wilayah hulu untuk mendorong edukasi masyarakat agar tidak lagi membuang sampah ke sungai.

“Harapannya ada peran aktif dari lurah dan camat di hulu sungai untuk mengedukasi warganya. Jangan semua sampah dialirkan ke Solo. Kasihan teman-teman relawan yang harus kerja keras setiap pekan mengangkut sampah dari sungai,” tambah Agus.

Aksi bersih-bersih Sungai Jenes kali ini melibatkan sejumlah elemen, seperti Relawan Joko Tingkir Pajang, relawan lintas wilayah dari Sukoharjo, Pramuka Cinta Lingkungan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Linmas, serta mahasiswa pencinta alam dari Univet dan UMS. Warga sekitar dan anggota Banser juga turut berpartisipasi.

Menanggapi temuan limbah medis, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Surakarta, Y.F. Sukasno, meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) segera turun tangan untuk melakukan penyelidikan. Ia mengingatkan bahwa limbah medis tergolong limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan tidak boleh dibuang ke lingkungan terbuka, apalagi ke sungai.

“Kalau benar itu limbah medis, ini masalah serius. Kita punya Perda pengelolaan sampah, dan itu jelas melarang pembuangan limbah medis ke sungai. Harus dikelola secara khusus,” ujarnya.

Sukasno juga meminta adanya sanksi tegas bagi pihak-pihak yang terbukti membuang limbah medis ke sungai. Ia bahkan membuka peluang bagi DPRD dan DLH untuk melakukan penelusuran bersama guna mengidentifikasi sumber pencemaran.

“Kalau memang terbukti berasal dari fasilitas kesehatan, itu bisa dikenai sanksi. Ini bukan hanya merusak lingkungan, tapi juga mencemari air yang nanti dikonsumsi warga,” tegas politisi PDIP itu.

Ia menambahkan, pencemaran air Sungai Jenes harus ditangani secara serius karena dampaknya langsung dirasakan masyarakat luas. Air dari PDAM yang bersumber dari sungai tersebut disalurkan ke berbagai wilayah padat penduduk di Solo, seperti Semanggi, Sangkrah, Gandekan, dan Pucangsawit.

“Saya sendiri di rumah pakai air dari PDAM. Jadi saya tahu betul pentingnya menjaga kualitas air baku. Kalau ada limbah medis dibuang sembarangan dan masuk ke sistem itu, bisa sangat membahayakan,” pungkas Sukasno. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *