LMC 2025: Inovasi adalah Kunci Keberlanjutan Media di Era yang Tak Pasti

LMC 2025: Inovasi adalah Kunci Keberlanjutan Media di Era yang Tak Pasti (JatengNOW/Dok)
SURABAYA, JATENGNOW.COM – Local Media Community (LMC) 2025 yang digelar di Surabaya telah usai, namun pesan penting tentang keberlanjutan media di era yang penuh tantangan terus bergema. CEO Suara.com, Suwarjono, dan Program Manager LMC, Asep Saefullah, menekankan bahwa inovasi adalah kunci bagi media untuk bertahan dan berkembang.
Mengangkat tema “Menavigasi Transisi dan Swasembada Energi: Peran dan Peluang Media Lokal”, LMC 2025 menjadi wadah bagi media lokal untuk berbagi strategi dan mencari solusi atas tantangan yang dihadapi. Suwarjono menyoroti pentingnya kolaborasi antara media dan isu energi terbarukan, serta bagaimana keduanya dapat memberikan kontribusi penting bagi masyarakat.
“Maka dari itu dua tema ini kita bahas bareng, setiap kita menyelenggarakan acara ini kita selalu sharing, seperti bagaimana media-media yang berhasil, yang awalnya hanya memberitakan dan mendapatkan income dari pemerintah daerah seperti iklan-iklan dari Pemda, sekarang banyak ide baru yang kita siapkan,” ujar Suwarjono.
Ia menekankan bahwa media tidak bisa lagi hanya mengandalkan model bisnis konvensional. Media harus berani berinovasi dan mencari sumber pendapatan baru. Lebih dari itu, media juga memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang isu-isu penting seperti transisi energi dan swasembada energi.
“Media punya kesempatan dan peluang besar untuk membantu, dan harus terlibat aktif memainkan ketahanan swasembada energi dan lain-lain ini, agar bisa masyarakat untuk bisa lebih aktif sendiri, kalau mereka sudah dihajar oleh bencana, dihajar oleh seperti sampah yang tak bisa dikelolah mereka mau tak mau harus terlibat, tapi kalau enggak mereka belum kena. Jika seperti ini, peran media sangat-sangat penting, untuk mendorong dan menjelaskan bagaimana melaluinya,” terangnya.
Suwarjono juga menyoroti pentingnya bagi media untuk memahami isu-isu global dan memilih mana yang relevan dengan konteks lokal. Ia mencontohkan isu perkebunan, pertambangan, dan energi terbarukan sebagai isu-isu penting yang perlu menjadi perhatian media.
“Yang penting lagi, bagaimana permasalahan itu terjadi di tingkat global, bayangkan kita harus tahu mana yang penting mana yang tidak, mana yang relevan dengan kita, karena semua punya kepentingan seperti di isu perkebunan, isu pertambangan, dan di isu energi terbarukan,” imbuhnya.
Ia mengajak media untuk berani mengambil peran aktif dalam isu-isu tersebut dan membangun wacana yang dapat mendorong perubahan positif di masyarakat.
“Kita harus main di dua-duanya, karena kita terlibat langsung di sana. Kalau kita mau survival kita butuh media-media. Kita harus bisa membangun wacana, yang orang nantinya combine dan jalani bersama-sama,” ucapnya.
Suwarjono juga melihat peluang besar bagi media dalam isu sustainability dan ekonomi hijau. Banyak perusahaan dan pemerintah yang membutuhkan media untuk mensosialisasikan program-program mereka. Selain itu, media juga dapat mengembangkan jurnalisme yang lebih beragam, tidak hanya fokus pada website tetapi juga media sosial.
“Sebetulnya ada membangun jurnalisme, jurnalis saat ini tidak hanya di website tapi juga di sosial media, ini sebuah peluang buat kita yang sudah bergerak di dunia jurnalistik. Yang ketiga ide kreatif dari masyarakat sangat dibutuhkan,” katanya.
Di akhir acara, Asep Saefullah mengumumkan kompetisi artikel bagi para peserta LMC 2025. Tiga artikel terbaik akan mendapatkan hadiah menarik, dengan hadiah utama senilai Rp5 juta. (jn02)