Menikmati Kopi Premium di Tumpeng Menoreh: Eksplorasi Rasa Kopi Ngargoretno
MUNGKID, JATENGNOW.COM – Desa Ngargoretno di Salaman memang menawarkan pesona yang tak hanya memikat mata tapi juga lidah. Di tengah keindahan lereng Bukit Menoreh, desa ini tengah mengembangkan potensi kopi yang patut dicoba. Ada dua brand kopi yang sedang naik daun, yaitu Kopi Liar dan Kopi Merah Ngargoretno.
Kopi Liar dan Kopi Merah masing-masing memiliki karakter unik, dengan varian Robusta, Arabika, dan Liberika yang siap menggoyang selera. Namun, karena kuantitasnya masih terbatas, keduanya menjadi incaran para pecinta kopi yang ingin merasakan cita rasa berbeda.
“Kopi Liar ini kami panen dari tanaman kopi liar yang tumbuh di sekitar desa. Jumlahnya memang terbatas, tapi rasanya benar-benar khas dengan after taste beraroma rempah. Kopi ini masuk dalam kategori Java Mocca,” jelas Akhmad Bilal, seorang petani kopi setempat, saat berbincang santai di rumahnya pada Minggu (11/8/2024).
Tak kalah menarik adalah Kopi Merah, yang ditanam di area marmer merah di Desa Ngargoretno. Proses pemetikannya dilakukan saat biji kopi sudah matang dan berwarna merah, yang dikenal dengan sebutan petik merah. Kopi ini punya rasa asam yang segar, namun cita rasa rempah dari tanaman yang ditumpangsarikan tetap kuat terasa.
“Sekali panen, Kopi Liar biasanya menghasilkan 5-7 ton kopi basah, sedangkan Kopi Merah bisa mencapai 10-12 ton. Kami jemur kopi dengan proses natural pulp, jadi biji kopi sudah terpecah sebelum dikeringkan untuk mempercepat proses,” ungkap Bilal.
Sayangnya, saat ini Kopi Liar dan Kopi Merah hanya bisa dinikmati di destinasi wisata Tumpeng Menoreh karena stok yang terbatas. Bilal berharap suatu hari nanti, produksi kopi ini bisa meningkat untuk memenuhi permintaan lebih luas.
Kepala Desa Ngargoretno, Dodik Suseno, juga menambahkan bahwa desa ini memiliki potensi alam yang melimpah. Ia bertekad untuk menggali lebih dalam potensi tersebut, termasuk komoditas lain seperti Madu Liar dan CoNo (Cokelat Ngargoretno), yang saat ini tengah dikembangkan.
“Kami akan terus berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada dan mendukung masyarakat dalam mengembangkan komoditas,” kata Dodik. (jn02)