Meski Dekat Masjid Zayed, Pasar Ngemplak Solo Sepi Pembeli, Pedagang Merugi Hingga Rp70 Ribu Per Hari

0
WhatsApp-Image-2025-01-13-at-14.46.20_3e5fc17c

Meski Dekat Masjid Zayed, Pasar Ngemplak Solo Sepi Pembeli, Pedagang Merugi Hingga Rp70 Ribu Per Hari (JatengNOW/Dok)

SOLO, JATENGNOW.COM – Pasar Ngemplak, yang terletak strategis di dekat Masjid Syech Zayed Solo, kini menghadapi kondisi lesu pembeli meski berada di lokasi yang ramai lalu lintas. Banyak pedagang mengeluhkan penurunan pendapatan yang signifikan, bahkan hingga sulit untuk sekadar menutup modal.

Suprapto, seorang pedagang wedangan di Pasar Ngemplak, menyebutkan bahwa penurunan aktivitas di pasar ini telah terjadi selama lima tahun terakhir. Pendapatannya kini turun drastis dibandingkan masa lalu.

“Dulu sehari minimal bisa dapat Rp100 ribu, sekarang untuk bawa pulang Rp30 ribu saja harus jualan sampai sore,” keluhnya, Senin (13/1/2025).

Suprapto menyatakan bahwa salah satu penyebab utama sepinya pasar adalah larangan pedagang untuk berjualan di area depan pasar, yang dulunya menjadi daya tarik utama bagi pembeli.

“Kalau di depan ramai, pembeli banyak yang mampir. Sekarang, area depan kosong, jadi terasa mati,” tambahnya.

Faktor lain yang membuat pasar semakin tidak diminati adalah persaingan dengan pedagang keliling yang lebih mudah diakses oleh pembeli.

“Pedagang keliling lebih praktis, pembeli jadi tidak perlu datang ke pasar. Teman-teman di sini banyak yang mengeluhkan hal ini,” ujar Suprapto.

Dari 50 Los, Hanya 30 yang Terisi

Lurah Pasar Ngemplak, Andi Irwanto, menjelaskan bahwa jumlah pedagang yang aktif di pasar terus menurun. Dari total 50 los yang tersedia, kini hanya 30 yang terisi, meskipun 16 kios di pasar tersebut masih penuh.

“Banyak pedagang yang berhenti berjualan karena generasi penerus mereka tidak mau melanjutkan usaha orang tua. Ketika orang tua meninggal, usaha pun ditinggalkan,” kata Andi.

Upaya Pemerintah Kota Solo untuk merevitalisasi Pasar Ngemplak sebagai pasar cenderamata sempat dilakukan beberapa tahun lalu. Namun, program ini hanya bertahan sekitar lima bulan karena minimnya pengunjung.

“Pemasaran sudah dilakukan, termasuk pemasangan banner di setiap simpang jalan. Awalnya cukup ramai, tapi akhirnya para pelaku UMKM mundur karena pemasukan tidak seimbang dengan pengeluaran,” jelas Andi.

Pasar Ngemplak kini menghadapi tantangan besar untuk menarik kembali minat pembeli dan pedagang, meski lokasinya dekat dengan pusat keramaian seperti Masjid Syech Zayed. Pemerintah dan pedagang berharap ada solusi jangka panjang untuk mengembalikan aktivitas ekonomi di pasar tersebut.

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *