Muhammad Syaifuddin, Si Jari Ajaib Pelukis Pasir dari Jepara

0
IMG-20250709-WA0013

Muhammad Syaifuddin, Si Jari Ajaib Pelukis Pasir dari Jepara (JatengNOW/Dok)

JEPARA, JATENGNOW.COM – Di balik rumah sederhana di Desa Menganti, Kecamatan Kedung, Jepara, terdapat sebuah dunia seni yang tidak biasa. Dunia yang tidak dibangun dengan kuas atau cat mahal, tapi dengan butiran pasir. Di sanalah Muhammad Syaifuddin (30) meracik kreativitasnya, menyulap pasir menjadi lukisan wajah, kaligrafi, hingga visual tiga dimensi yang memesona.

Tak seperti seniman kebanyakan, pria yang akrab disapa Syaifuddin ini tak berangkat dari latar pendidikan seni rupa. Bakat melukis pasirnya justru tumbuh di bangku Madrasah Aliyah (MA) Darul Hikmah Menganti, sekitar tahun 2012. Kala itu, ia hanya iseng mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.

“Awalnya coba-coba kaligrafi. Terus waktu ada pameran di Alun-Alun Jepara tahun 2014, saya bikin lukisan pasir wajah Ibu Kartini. Ternyata banyak yang suka,” kenangnya dengan senyum tipis.

Bakatnya pun berkembang dengan pesat. Sejak 2018, ia mulai serius menekuni seni lukis pasir. Hasilnya? Deretan lukisan wajah tokoh, kaligrafi timbul, hingga karya unik seperti lukisan Sunan Kalijaga yang berdampingan dengan harimau bermata merah, semuanya lahir dari tangannya yang lincah memainkan pasir.

Yang membuat karyanya istimewa adalah teknik tiga dimensi yang ia hadirkan dalam kaligrafinya. Bukan sekadar tulisan datar, tapi seolah punya tekstur dan kedalaman.

“Kalau kaligrafi harus timbul. Kayak ukiran gitu. Jadi mesti diulang-ulang,” ungkapnya.

Proses kreatifnya cukup unik. Ia menggunakan alat-alat sederhana seperti tusuk sate dan kuas. Pengeringannya pun memanfaatkan sinar matahari, walau kadang harus dibantu dengan hair dryer saat cuaca tak bersahabat.

“Kalau bikin wajah bisa sehari jadi. Tapi kalau nama anak bisa dua hari, tergantung panjangnya. Kaligrafi paling lama, bisa seminggu lebih,” jelasnya sambil menunjukkan lukisan bertema religi yang sedang ia kerjakan.

Untuk bahan baku, ia hanya butuh satu kresek pasir. Biasanya pasir putih dan hitam, meskipun kadang ia juga bereksperimen dengan warna lain menggunakan pewarna khusus yang direbus. Hasilnya tetap alami dan tidak murahan.

Soal harga, jangan kira mahal. Untuk lukisan wajah ukuran 12R, Syaifuddin mematok harga mulai Rp200 ribu. Kalau dua wajah, hanya Rp250 ribu. Sedangkan untuk nama anak dan kaligrafi, harga bisa mulai dari Rp250 ribu hingga Rp300 ribu tergantung tingkat kesulitannya.

Kini, Syaifuddin memasarkan karyanya lewat media sosial. Pelanggannya datang dari berbagai kota, bahkan ada yang dari luar Jawa. Meski tinggal di pelosok, tangan dan karyanya menjangkau jauh melampaui batas desa.

“Bagi saya, yang penting karya ini bisa dinikmati orang. Apalagi kalau wajah yang saya lukis bisa bikin mereka terharu atau bahagia,” pungkasnya.

Muhammad Syaifuddin mungkin tak punya galeri besar atau pameran mewah, tapi dari rumah sederhananya, ia membuktikan bahwa seni bisa tumbuh dari pasir, dan impian bisa dirangkai dari ketekunan. (jn02)

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *